61 Persen Sekolah di Balikpapan Sudah Berkomitmen SRA

BALIKPAPAN-- Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) Leni Rosaline mengatakan 61 persen sekolah di Balikpapan mendeklarasikan diri menuju Sekolah Ramah Anak (SRA).

 Hal itu diutarakan Leni dalam pelatihan sekolah ramah anak bagi pendidik dan tenaga pendidikan di aula Kantor Wali Kota Balikpapan pada Selasa (04/ 12/ 2019) pagi. 

“Secara persentasi  61 persen sekolah di Balikpapan menuju SRA. Plus hari ini ada 164 sekolah yang mendeklarasikan dari sebelumnya kita punya 54 sekolah yang pernah merintis,” kata Leni.

Adapun 54 sekolah di Balikpapan yang merintis pencanangan SRA sudah mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Bahkan beberapa diantaranya relah mendapatkan penghargaan SRA dari Kementrian PPPA. Sekolah tersebut diantaranya SMP Nasional KPS dan SLB Negeri Balikpapan.

“Setiap tahun sekolah yang ditetapkan sebagai SRA akan terus kita evaluasi. Sudah ramah anak atau tidak, bagaimana dukungan orang tua murid, pihak sekolah dan masyarakat sekitar. Jadi ini kerja bersama,” katanya lagi.

Secara nasional, kata Leni, Balikpapan termasuk kota yang menunjukan keseriusan dalam mengusup konsep kota yang ramah anak. Meskipun sekolah-sekolah di sejumlah daerah lain, sudah 100 persen berkominten menuju SRA. JIka ditotal secara nasional, sudah terdata 23.000 sekolah di Indonesia yang menuju SRA.

Komitmen sekolah menuju SRA harus dilakukan mengingat sepertiga aktivitas anak-anak berada di sekolah. Lebi menyebutkan komponen pendukung SRA mulai dari sarana prasarana sekolah, kebersihan dan kenyamanan kantin, UKS, Kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan semua hal yang dibutuhkan untuk sekolah. Dengan terciptanya suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan, akan membentuk karakter positif bagi peserta didik.

“Kita punya kebijakan nasional agar satuan pendidikan sekolah dan madrasah jadi ramah anak. Karena sepertiga hidup anak-anak kita ada di  sekolah dari, mulai  jam tujuh sampe tiga sore dan ada yang sampai jam lima.sore,” ujar Leni.

Terpisah, Sekretaris  Dinas Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Suheriono mengatakan di Balikpapan telah dibentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI). Balikpapan adalah kota ke-27 di Indonesia yang mendeklarasikan terbentuknya APSAI. Dengan terbentuknya APSAI, diharapkan mendukung gagasan kota Balikpapan sebagai kota yang ramah anak.

“Saat ini APSAI beranggotakan 30 orang. Memang kota Balikpapan menuju kota layak anak ini prosesnya sangat panjang untuk bisa mencapai paripurna. Ada beberapa indikatornya, termasuk komitmen perusahaan yang ramah anak,” tukas Heri. (Diskominfo/ editor:mgm)