Balikpapan, Humpro - Pepaya mini yang kini dikembangkan oleh petani Balikpapan ternyata tidak dapat dilihat sebelah mata sebagai tanaman buah biasa, buah kecil yang memiliki cita rasa manis nan menyegarkan ini ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat disandingkan dengan tanaman buah-buahan premium jenis lain.
Hasil analisis usaha tani pepaya mini Balikpapan yang bersumber dari Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan, potensi pendapatan yang dapat diraih oleh para petani untuk satu kali musim tanam dapat mencapai 328 juta rupiah. “Analisis tersebut untuk lahan seluas satu hektar,” ungkap Chaidar Chairulsyah, Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan.
Pepaya mini merupakan salah satu buah yang cocok dengan kondisi Balikpapan yang beriklim tropis, dan sistem pembudidayaannya sama dengan papaya jenis lain. Dengan curah hujan yang cukup, tanaman ini dapat tumbuh subur dan dapat berbuah melimpah pada saat masa panen. “Berbeda dengan papaya jenis lain yang hanya berbuah pada pangkal atas batang pohon, jenis ini (pepaya mini) dapat berbuah melimpah disepanjang batang pohon,” ungkap Chaidar (sapaan akrabnya) saat ditemui baru-baru ini diruang kerjanya.
Chaidar menjelaskan untuk satu hektar pada satu kali masa tanam (± 36 bulan), biaya produksi yang dikeluarkan untuk menanam pepaya jenis ini sebesar 120 juta rupiah. Biaya tersebut mencakup pembelian bibit, pemupukan, hingga kegiatan pemeliharaan hingga masa panen. “Sedangkan produksi yang dihasilkan mencapai 112 ribu Kg,” jelasnya.
Menurut Chaidar harga jual pepaya mini ditingkat petani mencapai 4 ribu rupiah per Kg, sehingga besaran nilai produksi yang akan diraih oleh petani untuk setiap hektarnya mencapai 448 juta rupiah. “Jika dikurangi dengan biaya produksi, pendapatan perhektar mencapai 328 juta permusim tanam atau 9 juta rupiah perbulan,” terangnya. (hms/mgm)