Balikpapan, Humpro – Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Balikpapan bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), mengadakan acara bertajuk Seminar dan Training of Fasilitator (ToF) Pendidikan Wawasan Kebangsaan Kota Balikpapan. Tujuan dari acara tersebut dalam rangka pemantapan integritas warga Kota Balikpapan, khususnya di bidang pendidikan. Acara yang berlangsung di Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan Selasa (18/2), dihadiri oleh 90 orang guru yang terdiri dari guru PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK se Balikpapan. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Assisten Tata Pemerintahan Kota Balikpapan Drs. Syaiful Bahri yang mewakili Wali Kota Balikpapan.
Acara pembentukan fasilitator wawasan kebangsaan ini menghadirkan narasumber yakni Kasubdit wawasan kebangsaan, Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri, Ir. David Yama, M.Sc, MA dan Ketua Program Studi Psikologi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof. Dr. Zulfikar Nur Ikhsan.
Pada sambutan yang dibacakannya, Asisten I Syaiful Bahri menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan memberikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaran acara tersebut, utamanya kepada kesbangpol yang telah berperan penting dalam menjalankan perannya yaitu menumbuhkan sikap patriotisme dan nasionalisme di masyarakat. “Perwujudan nasionalisme bagi kita rakyat Indonesia tidak lagi dimaknai sebagai tindakan untuk mempertahankan, apalagi memperjuangkan kemerdekaan. Namun, kita hanya tinggal mengisi kemerdekaan yang diwariskan oleh pendahulu kita”, ujarnya.
Ia menambahkan bahwa untuk mengisi kemerdekaan dibutuhkan fasilitator yang dapat memberikan wawasan kebangsaan kepada generasi penerus bangsa, “Dalam upaya mengerahkan segala sumber yang ada maka dianggap penting keberadaan fasilitator pendidikan wawasan kebangsaan yang akan memberikan informasi tentang wawasan kebangsaan pada generasi-generasi yang sekarang dan yang akan akan datang” tambahnya.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, melalui pembelajaran tentang nilai-nilai kebangsaan. “Saya harap para pengajar (guru) lebih aktif dalam menyalurkan jiwa kebangsaan,” ujar Syaiful Bahri. (hms/ans/ecs)