Fokus Pada Bencana Tanah Longsor, BNPB Adakan Rapat Teknis

Balikpapan, Humpro – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan rapat yang secara khusus membahas mengenai penanggulangan bencana tanah longsor di Provinsi Kalimantan Timur. Acara tersebut berlangsung di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Senin (21/4). Rapat kajian teknis bencana tanah longsor ini dihadiri oleh Asisten Tata Pemerintahan Saiful Bahri dan Asisten Administrasi Umum Drs. Muhammad Noor.

Dalam sambutannya ketua BNPB memaparkan program-program dan peranan BNPB dalam penanggulangan bencana, khususnya tanah longsor di daerah Kaltim. “Sejauh ini kita melihat bahwa masih banyak masyarakat yang menghuni kawasan rawan terjadi longsor. Masyarakat yang telah bertahun-bertahun menghuni kawasan tersebut enggan untuk pindah walaupun sudah mengerti bangunan yang dihuninya rawan terjadi longsor. Kita akan segera memberikan sosialisasi dan menambah unit siaga bantuan untuk kawasan-kawasan tersebut,” paparnya.

Saiful Bahri dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pihak BNPB yang sampai saat ini banyak membantu masyarakat dalam menanggulangi bencana alam. Ia mengatakan Kota Balikpapan merupakan kota yang memiliki daerah-daerah rawan tanah longsor, karena struktur tanahnya yang mudah bergeser. Peranan BNPB sangat dibutuhkan di Kota yang memiliki banyak perbukitan seperti Kota Balikpapan. “Di Balikpapan ini banyak sekali bukit-bukit yang dijadikan permukiman masyarakat, sehingga pohon-pohon ditebang. Hal tersebut membuat kawasan bukit tidak lagi menjadi tempat serapan air, akhirnya bencana tanah longsor dapat mudah terjadi,” ujar Saiful.

Saiful menambahkan bahwa saat ini terdapat beberapa kawasan di Kota Balikpapan yang memiliki potensi bencana tanah longsor. Kawasan-kawasan tersebut meliputi daerah perbukitan kecamatan Balikpapan Sselatan, daerah Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota dan daerah Gunung Empat kecamatan Balikpapan Utara.

Saiful berharap bahwa peranan BNPB dapat dituangkan dengan melalukan upaya penanggulangan terhadap kawasan-kawasan yang memiliki potensi bencana tanah longsor, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah tersebut tidak lagi ketakutan oleh bencana tanah longsor. "Jangan sampai bencana tanah longsor Telaga Sari 2008 silam terulang kembali," jelasnya. (HMS/ecs)