Kota Balikpapan berhasil mendapat penghargaan dalam acara Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015, sebagai peringkat kedua pada kategori kota berpenduduk antara 200 ribu hingga 1 juta jiwa, setelah Yogyakarta. Piagam penghargaan diterima langsung oleh Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Menyusul Balikpapan pada kategori yang sama adalah Surakarta, Pontianak, dan Malang.
Penghargaan dibagikan pada malam penganugrahan Kota Cerdas Indonesia 2015. Penilaian tertinggi Kota Cerdas Indonesia 2015 berhasil didapatkan oleh Kota Surabaya yang menerima piala dari Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, disaksikan oleh pemimpin redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo.
Kategori lain adalah kota berpenduduk sampai 200 ribu jiwa, yang peringkat satunya diperoleh Kota Magelang disusul Madiun, Bontang, Mojokerto, dan Salatiga. Sedangkan pada kategori Kota berpenduduk diatas 1 juta jiwa diperingkat 1 adalah Kota Surabaya disusul Tangerang, Bandung, Depok, dan Semarang.
Ada 3 aspek yang menjadi dasar penilaian kota cerdas yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Kota yang dianggap telah menerapkan konsep cerdas berarti bisa memenuhi kebutuhan dan memecahkan persoalan warga di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari 98 kota di Indonesia, 93 kota diikutkan dalam pemeringkatan ini.
Sebelumnya, pada siang hari di tempat yang sama digelar diskusi panel dengan tema “Tantangan dan Solusi Pengembangan Kota Cerdas Indonesia“. Diskusi sesi pertama menghadirkan narasumber Universitas Indonesia Komara Djaja, dari ITB Suhono Supangkat, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit, Senior Vice Presindent Synergy Telkom Joddy Hernady dan Director Of Investment Planning dan Risk Management PT Perusahaan Gas Negara (PGN) M. Wahid Sutopo.
Pada sesi kedua, dihadirkan lima wali kota dari lima kota yang masuk nominasi sebagai Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 yang digelar harian KOMPAS. 5 wali kota yang menjadi narasumber di sesi kedua adalah Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Masing-masing diberi kesempatan untuk mempresentasikan kota yang dipimpin.
Wali Kota Rizal Effendi memberikan paparan tentang Balikpapan yang berkomitmen dan konsisten melarang keras segala bentuk penambangan di Balikpapan. Ia juga memperkenalkan heterogenitas masyarakat Balikpapan yang memiliki setidaknya 140 paguyuban, dan meyakini bahwa orang Indonesia Baru akan lahir di Balikpapan dari percampuran antar berbagai budaya yang ada.
Ia juga berharap Indeks Kota Cerdas inisiatif Kompas ini dapat diadopsi oleh Pemerintah Pusat. Menurutnya, perlu kesamaan pemahaman akan pentingnya konsep kota cerdas dalam mewujudkan kota yang layak huni dan nyaman. Pengadopsian konsep ini oleh pemerintah pusat akan mempermudah, salah satunya dari segi pembiayaan. “Kita sedang membangun peradaban yang tidak mudah dan butuh kerja keras dari semua pihak, agar kita memanfaatkan sumber daya alam dan manusia secara maksimal dan ekonomis,” ujarnya. (hms/rey, nda, foto: rey)