Tahun ini, Cuma 13 Sekolah yang Siap

Disdik Butuh 720 Komputer untuk UN Berbasis CBT

Dinas Pendidikan kota akan mengajukan alokasi pembelian ratusan komputer  untuk menunjang pelaksanan ujian nasional berbasis komputer (Computer Base Test) pada tahun 2017.
Sehingga harapan, pada tahun mendatang pelaksanaan UN benar-benar dilakukan secara sempurna tanpa harus menyewa atau meminjam perangkat seperti pada pelaksanaan CBT tahun 2015 dan 2016 ini.  “Kalau sekarang masih ada yang pinjam. hanya ke depan jangka panjang dewan maunya sekolah-sekolah  yang melaksanakan CBT itu tidak perlu pinjam lagi sudah punya masing-masing,” terang Kepala Dinas Balikpapan, Muhaimin saat hearing dengan Komisi IV DPRD kota Balikpapan, Senin (1/2).
Dari perhitungan Disdik sedikitnya dibutuhkan 720 komputer dengan nilai Rp5,6 miliar. Anggaranitu di luar anggaran penyewaan genset sebagai antisipasi dari belum stabilnya listrik.
Muhaimin menambahkan alasan peminjaman perangkat komputer/laptop untuk CBT pada April 2016 ini karena ada interval waktu satu bulan untuk pelaksanaan ujian tingkat SMA/SMK dengan ujian  tingkat SMP.  “Jadi setelah mereka selesai dapat dipakai oleh adik-adinya yang di SMP. kecuali mepet sekali waktunya baru kita sewa. Kalau di DPRD ada dukungan anggaran untuk tahun depan ya itu alhamdulillah. 720 komputer dengan harga Rp7,5 juta berarti Rp5,6 miliar,” terangnya.
Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Ida Prahastuty mendukung upaya Disdik kota untuk melaksanakan ujian CBT di 30 sekolah baik SMP maupun SMA/SMK. Namun dari jumlah itu 1/3 diketahui belum siap terutama perangkat  komputer/laptop.  “Tidak siap itu karena tidak punya dan jaringan sangat terbatas kemudian pasokan listrik masih menghkawatirkan karena birpet,” katanya.
Komisi IV akan mendukung pelaksanaan CBT yang sempurna dan sebenar-benarnya dalam arti siap perlengkapan dan peralatan. “ Maksudnya sebenar-benarnya ini punya sendiri tidak pinjam sana sini kemudian jaringan sudah dipersiapkan. Kami tadi dengar dari pihak sekolah kata semua siap dengan meminjam, menyewa dan meminta sekolah dapat saling meminjamkan.  Ini yang kita lihat dan ternyata 1/3 belum cukup untuk dikatakan siap,” tandasnya.
“Kalau meminjam apakah benar aman untuk soal-soal itu sendiri. Bagaimana simulasi apakah cukup waktunya dan kalau dipinjam  itu waktunya cukup. Karena kejadian tahun kemarin saat simulasi anak-anak kita banyak yang belum terbiasa,” sambungnya.
Polisi Golkar ini juga berharap agar pelaksanaan CBT ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan sungguh-sungguh. Kedepan harus ada alokasi anggaran khusus yakni semua sekolah memiliki perangkat yang mendukung pelaksanaan. “Kalau sekarang ini siap tapi dipaksakan. Spirit  ini harus dihargai. CBT di 30 sekolah tapi dengan catatan  1/3 itu belum siap. Namanya upaya untuk menutupi kekurangan itu ya ada yang pinjam, sewa sah-sah saja. Kalau menurut kami kalau ada anggaran untuk itu kenapa nggak kita alokasikan supaya tidak pinjam sana sini walaupun orangtua wali tidak membebankan, boleh pakai. Alangkah baiknya itu tersedia,” tandasnya.
Untuk sekolah negeri di Balikpapan ada 22 sekolah SMP dan SMA/ SMK yang akan menggelar CBT 2016. dari jumlah itu katanya hanya13 sekolah yang siap. “ Yang swasta SMP ada tiga, SMA ada lima. Memang ini harus dihargai karena ini bagian dari smart city, amanah yang harus dijalankan dan hargai ini kepala sekolah walaupun pinjam itu harus dilakukan,” tukasnya. (din)

 

Sumber: Koran Kaltim