Legislator Ini Ingin Program Satu Rumah Satu Jumantik Diperkuat

Kondisi Balikpapan yang kini sudah endemik virus demam berdarah, terus mengusik perhatian Ida Prahastuty, Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan.
Ia mengatakan karena DBD adalah penyakit berbasis lingkungan, oleh karena itu DBD adalah tanggung jawab semua orang dan lintas sektoral.
"Karena sifatnya yang lintas sektoral, termasuk masyarakat, harusnya program gertak yang kemarin dilakukan secara sporadis dan stimulan oleh Pemkot tidak berhenti sampai di situ. Tidak bisa kita lakukan, lantas hari ini selesai. Artinya ada sesuatu yang harus kita lakukan (secara berkelanjutan)," ujarnya ketika diwawancarai Tribun.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengimbau setiap rumah tangga untuk bertanggungjawab terhadap perkembangbiakan jentik di rumah masing-masing.
"Angka bebas jentik ini bukan tanggung jawab DPRD, Dinas Kesehatan, dan Pemkot saja, tapi lintas sektoral. Diharapkan dengan berbagai kejadian seperti ini, masyarakat akhirnya mau kooperatif, punya peran. Masyarakat ayo dong sama-sama membersihkan lingkungan, membersihkan rumahnya. Masyarakat harus meningkatkan kembali kepedulian terhadap lingkungannya," ajaknya.
Ia juga menegaskan perlunya penguatan program satu rumah satu jumantik atau juru pemantau jentik.Dengan pemberdayaan kembali program ini secara serentak di seluruh lapisan masyarakat, maka DBD akan dengan mudah diberantas.
"Peran jumantik tadi sudah sangat baik. Pemantauan ini mari diberdayakan lebih giat karena satu rumah harus ada satu jumantik," tegasnya.
Untuk Pemerintah, ia juga menghimbau untuk turun ke lapangan dan mengadakan koordinasi kembali untuk mencari tahu dimana saja kantong-kantong penyebaran virus demam berdarah tersebut.
"Setelah dengar pendapat, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dari A sampai Z sudah dilakukan. Pertanyaannya kenapa masih mewabah? Disinilah kita meminta tangung jawab dan komitmennya juga dari masyarakat untuk turut menjaga lingkungannya," ujarnya.
Menurutnya ini hanyalah masalah kemauan untuk melakukan sesuatu yang nyata.
"Dalam waktu dekat DKK harus melakukan koordinasi di lapangan, baik dengan pihak puskesmas, kecamatan, hingga kelurahan agar dapat mendeteksi dengan cepat daerah mana yang menjadi sentral penyebaran jentik tersebut," katanya. (*)

 

Sumber: Tribun kaltim