Hari Air Sedunia, Momentum Kebangkitan Air Baku Di Balikpapan

Balikpapan, Humaspro – Better water, better job menjadi tema hari air sedunia tahun ini yang digagas oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Kaltim di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Acara ini bertempat di Bendungan Teritib, dihadiri oleh jajaran Muspida dan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.

Agenda hari air sedunia seyogyanya jatuh setiap tanggal 22 Maret, hanya saja BWS Kalimantan III Kaltim baru dapat menggunakan momentum hari air sedunia pada hari ini, Selasa (5/4). Melalui agenda ini BWS Kalimantan III Kaltim berupaya untuk mengajak seluruh masyarakat maupun pemangku kepentingan yang berkaitan dengan sumber daya air untuk bersama-sama menyikapi permasalahan air yang sedang dialami hampir seluruh wilayah di dunia dan khususnya di lingkungan Kota Balikpapan.

Ketua BWS Kalimantan III Kaltim Jarot Widyako dalam sambutannya mengatakan permasalahan air bersih merupakan permasalahan secara global, dan dalam penyelesainnya harus ada komitmen semua pihak. “Mengapa kami memilih kota Balikpapan sebagai perayaan momentum acara hari air sedunia?. Kami memahami dan menyadari bahwa ketersediaan air bersih di sini masih mengalami banyak kendala. Tahun 2016 saja prediksi dari PDAM untuk alokasi kebutuhan air sekitar 1600 liter per detik, sedangkan waduk Manggar hanya menyiapkan sekitar 1000 liter, sementara waduk Teritib ini nantinya mampu menyediakan 260 liter, ke depan waduk Aji Raden 150 liter, ditambah sumur bor yang tersedia sekitar 300 liter. Jika itu terbangun semua total ketersediaan air baku sekitar 1700 liter, berarti akhir tahun 2016 baru dapat terpenuhi, padahal prediksi di tahun 2019 nanti Balikpapan membutuhkan 2000 liter per detik. Ini yang menjadi tugas kami untuk mendorong, membantu dalam hal penyediaan air baku”, paparnya.

Lebih lanjut Jarot mengajak semua masyarakat agar tidak megalirkan air ke sungai/laut, “Kita harus berbuat dari diri kita sendiri, saat hujan dan ada genangan air di setiap rumah, lebih baik alirkan ke dalam bumi, kedalam tanah, jangan ke arah sungai atau laut. Kita sering melakukan pengeboran air ke dalam tanah, sementara kita tidak pernah memberikan air ke dalam tanah, saya yakin beberapa tahun kedepan jika terus menerus seperti ini maka akan terjadi intrusi air laut”, tambahnya.

Sementara Wali Kota Rizal Effendi dalam sambutannya mengatakan bahwa peringatan hari air sedunia ini dijadikan sebagai momentum untuk peduli terhadap air. “Peduli air itu tidak saja pada saat kita butuh air, tapi kita juga harus menjaga sumbernya. Kita harus menjaga sumber air bakunya, menjaga konservasi airnya” ujar Wali Kota.

Wali Kota menambahkan bahwasanya permukaan bumi ini terdiri dari 70%  yang didominasi oleh air, hanya saja  97% air laut dan hanya 3% air tawar. “Hanya 3% persediaan air tawar yang dapat kita manfaatkan, oleh karena itu kita harus dapat menjaga sumbernya”, tambahnya.

Dan Wali Kota dalam sambutannya juga langsung menyetujui usulan dari Jarot Widyako mengenai pembuatan sumur untuk mendistribusikan air ke dalam tanah. Kedepannya melalui SKPD terkait sumur-sumur tersebut akan segera dibangun. (hms/ecs)