Pelajari Pasokan Air Baku, DPRD Balikpapan Kunjungi Batam

Sebanyak 45 anggota DPRD Balikpapan melakukan kunjungan kerja ke kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (14/4). Rombongan dipimpin langsung Ketua DPRD, Abdulloh.
Agenda kunjungan kerja tersebut dalam rangka studi banding tentang program Kartu Identitas Anak, air baku PDAM, retribusi pajak reklame yang terletak di tanah negara, Perda Rencana Induk Tata Ruang Kota, Perda Uji Alat Berat, Reklamasi Pantai, Ketenagakerjaan khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh mengatakan kunjungan ini salah satu mencari informasi lebih lanjut mengenai  pasokan air baku di Kota Batam.
Di Balikpapan, persoalan air bersih menghiasi pemberitaan sehari-hari. Selama ini Balikpapan masih mengandalkan satu waduk tadah hujan waduk Manggar.
Dalam pertemuan itu diterima perwakilan Bappeda kota Batam, Azril Apriansyah, didampingi Taufik, Sekretaris Disdukcapil dan Mukti Rantau, Disnakersos Batam.
Kabid Fisik Bappeda kota Batam, Azril menjelaskan pasokan air baku  tidak jauh beda dengan Balikpapan, air baku bergantung pada air hujan.
Pihaknya harus melakukan berbagai cara untuk mendapatkan air. Sebab untuk menarik investasi harus siapkan infrastruktur dasar seperti air dan listrik. Batam memiliki delapan waduk yang semua beroperasi dengan baik.
“ Kebutuhan air baku di Kota Batam IPAM mencapai 3.800 liter per detik sementara pasokan bahan baku mencapai 4.800 liter  per detik. Ada kelebihan namun kita tetap melakukan upaya pencarian pasokan air dari wilayah sekitar yang memiliki potensi air baku,” terangnya.
Menurutnya air baku di Batam  awal dari air sungai yang terhubung ke laut. Banyak cekungan di area tersebut dimanfaatkan kemudian untuk membuat waduk. “ Di sini banyak cekungan sehingga kita buat waduk atau muara yang wilayah sungai berhubungan dengan laut. Pernah kita lakukan proses penawaran air selama dua tahun. Seperti yang pernah kita lakukan tahun 1995 Waduk Duri Angkang kapasitas 3000 liter per detik, “ paparnya.
Selain Batam juga memiliki waduk di Rempangkan dengan 300 liter, waduk Tembesi 600 liter perdetik.disamping itu Batam sejak lama melakukan pengolahan air laut menjadi air baku. “ Perkembangan penduduk dan industri, hotel dan apartemen membutuhkan air bersih yang cukup karena itu meski ada kelebihan air kita terus siapkan pencarian potensi air bersih seperti di pulau Bintan dengan potensi 4500 liter per detik,”ungkapnya. (din)

 

Sumber: Koran Kaltim