Beri Penghormatan dan Perlindungan, Masjid BIC Bangun Jalur Khusus Difabel

Pembangunan sarana-prasarana publik berupa Masjid Balikpapan Islamic Center (BIC) memberikan ruang dan akses bagi para penyandang disabilitas.
Akses ini dianggap ideal bagi penyandang disabilitas yang ingin beribadah di masjid terbesar di Kota Balikpapan ini.
Ketika ditemui Tribunkaltim.co, Manager Konstruksi BIC, Sumarsono Kayatmo, menegaskan, masjid sengaja dirancang untuk semua pihak, termasuk bagi mereka yang mengalami difabel. Konsep masjid ingin diterima oleh siapa saja tanpa terkecuali.
"Kami kerjakan sesuai rancangan gambar. Diberi jalan khusus bagi difabel supaya bisa memudahkan. Lewat jalur khusus yang dibangun para difabel bisa bergerak mandiri, tanpa harus berharap banyak pada bantuan orang lain," ujarnya pada Selasa (14/6).
Sejauh ini, pantauan Tribun, jalur khusus yang dimaksud sudah terbangun. Jalur ini menghubungkan antara ruang wudhu menuju ke arah area pintu masuk Masjid BIC. Jalur ini terbagi dua, yakni khusus untuk yang wanita di bagian kanan dan pria pada bagian kiri. Panjang jalur-jalur ini sekitar 50 meter.

Jalur khusus tersebut bisa memuat dua orang sekaligus. Ruang lebar jalan ini bisa dianggap cukup leluasa bagi pergerakan difabel.
"Kami rancang memang sesuai standar untuk para difabel. Bukan asal- asalan," tutur Sumarsono.
Mengacu pada aturan Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas disebutkan, pemenuhan hak penyandang disabilitas bertujuan mewujudkan penghormatan, pemajuan, pelindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia, serta kebebasan dasar penyandang disabilitas secara penuh dan setara.
Serta tujuan lainnya ialah menjamin upaya penghormatan, pemajuan, pelindungan, dan pemenuhan hak sebagai martabat yang melekat pada diri penyandang disabilitas.
Dalam waktu dekat ini, Masjid BIC akan digunakan untuk pelaksanaan ritual keagamaan Nuzulul Quran. Diharapkan dengan tersedianya jalur khusus para penyandang difabel, mereka bisa ikut datang dengan tenang dan aman.
Tidak hanya jalur jalan saja, tetapi juga dibangun kamar mandi khusus difabel yang ukurannya sangat berbeda bagi mereka orang-orang yang di luar difabel.
"Kamar mandi kaum difabel ruangannya lebih luas. Satu kamar mandinya sangat luas. Kalau diisi orang mungkin bisa menampung lima orang. "Kami buat luas supaya bisa bergerak bebas," tuturnya. (*)

 

Sumber: Tribun kaltim