SMK Pariwisata Ini Hasilkan Pendapatan Rp 9 Miliar per Tahun (Kunker DPRD Balikpapan ke Banda Aceh 2)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jika dikelola maksimal dengan regulasi yang tepat, ternyata sangat prospektif. Sekolah tidak sekadar mengembangkan kegiatan belajar-mengajar, namun sukses mendulang miliaran rupiah. Ini telah dibuktikan SMK Negeri 3 Kelompok Pariwisata -Badan Usaha Umum Daerah (BLUD) UPTD Unit Produksi dan Jasa Kota Banda Aceh.
SAAT pertemuan rombongan DPRD Balikpapan dengan Asisten II Bidang Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan Setda Banda Aceh, Gusmeri dan Asisten I Bidang Pemerintahan Bachtiar dan jajarannya di Balai Kota Banda Aceh, terungkap salah satu keunggulan pendidikan di kota tersebut yang cukup mengejutkan.
Di Banda Aceh terdapat delapan SMK. Lima berstatus negeri dan tiga lainnya swasta. Dari jumlah tersebut, ada SMK yang berkontribusi bagi pendapatan daerah. "Ini yang masih langka di Indonesia. Kami miliki Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SMK Negeri 1, SMK Negeri 2, SMK Negeri 3. Sekolah-sekolah ini mengembangkan bidang yang berbeda," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Banda Aceh, Syaridin SPd MPd.
Ketiga SMK ini digabungkan menjadi satu BLUD untuk memanfaatkan hasil kerja para pelajar. Sejak tahun 2010 secara bertahap dirintis menjadi BLUD. Pada 2015 lalu menjadi BLUD penuh dan merupakan dukungan sepenuhnya dari Pemkot Banda Aceh.
Tribun Kaltim pun berkunjung ke sekolah yang berlokasi di Jl Malikul Saleh Lhong Raya, Banda Aceh itu. Siang itu sekitar pukul 14.30, dua tiga pekerja terlihat sibuk bersih-bersih area dapur. Ruang pemilahan bahan makanan, ruang penyimpanan hingga ruang penataan makanan tertata rapi. Tidak ada pelajar maupun karyawan di dalamnya. Maklum, siang sudah selesai proses memasak dan menata meal (makanan) untuk pagi dan siang. Di beberapa ruangan terdapat beberapa barang berlabel Garuda Indonesia.
Kepala BLUD Unit Produksi dan Jasa Kota Banda Aceh, Azizah SPd, mendampingi Tribun Kaltim meninjau gedung unit produksi yang dikelola SMK Negeri 3 Kelompok Pariwisata Jurusan Tata Boga itu.
Menurut Azizah, kerjasama dengan Garuda Indonesia berawal dari penyediaan katering untuk jamaah haji yang berangkat dari Embarkasi Haji Banda Aceh pada 2001. Saat itu, anak perusahaan Garuda Indonesia, PT Aerofood Catering Service (ACS) Medan, meminta SMKN3 menjadi penyedia kebutuhan makanan dan snack bagi penerbangan haji. Maklum, pemerintah Indonesia meresmikan Embarkasi Haji Banda Aceh pada tahun 2000.
Sedangkan kerjasama resmi dengan Garuda Indonesia terjalin tahun 2013. Kerjasama ini disebabkan adanya legalitas hukum BLUD tahun 2012. SMK Negeri 3 Kelompok Pariwisata terdiri dari empat jurusan yakni tata boga, perhotelan, tata busana, dan kecantikan.
Dengan kerjasama ini, para pelajar tata boga dapat mengaplikasikan ilmu mereka di dunia kerja. Produk menu untuk penerbangan ditentukan oleh Garuda Indonesia. Tiap enam bulan ada meal presentation yang dihadiri tim Garuda dan pemkot. Garuda menentukan menu standar (seluruh Indonesia) namun juga mempersilakan daerah untuk mengusulkan menu lokal yang variatif.
Sehari-hari, pelajar kelas II dilibatkan saat jam praktek. Karena produksi harus saban hari, maka pihak sekolah merekrut alumninya untuk dipekerjakan. "Intinya dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa sendiri. Karyawan kini sebanyak 30-an orang. Sedangkan siswa yang berkualitas, setelah lulus langsung direkrut," ujar Azizah.
Setiap hari SMK Negeri 3 melayani katering untuk empat penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Banda Aceh tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng dan ke Bandara Internasional Kualanamu Medan.
Ditanya mengenai pendapatan, Azizah mengakui, pendapatan SMK Negeri 3 sebelum berstatus BLUD dan sebelum bekerjasama resmi dengan Garuda Indonesia hanya Rp 1 miliar lebih. Setelah berstatus BLUD dan resmi kerjasama dengan Garuda, pendapatan meningkat menjadi Rp 9 miliar per tahun.
Selain melayani Garuda Indonesia, sekolah ini juga melayani pesanan katering pegawai rumah sakit, kantor-kantor pemerintahan dan kantor swasta di Banda Aceh. Sekolah yang memiliki 700 pelajar dan 80 guru ini juga mengembangkan pelayanan hotel yakni Hotel Jeumpa-1 (18 kamar) dan Hotel Jeumpa-2 (19 kamar), pelayanan taylor, dan pelayanan salon.
Sekadar diketahui, gedung sekolah ini dibangun oleh pemerintah Jerman pasca-tsunami dan kemudian ditukar guling. SMK Negeri 1 Kelompok Bisnis dan Manajemen, SMK Negeri 2 Kelompok Teknologi, SMK Negeri 3 Kelompok Pariwisata. Sedangkan unit pelayanan lain yang dikembangkan yakni percetakan dan grafika, service otomotif, jasa permesinan, jasa pengelasan dan fabrikasi logam, service komputer dan pendingin.(bersambung)

 

Sumber: Tribun Kaltim