Wali Kota : Anggap ini Sebagai Pemanasan

Balikpapan, balikpapan.go.id -  Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, Selasa (15/11) melepas 60 orang dokter peserta Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) Angkatan IV yang telah menyelesaiakan tugas di wilayah Kota Balikpapan sejak November 2015 lalu.

Dalam arahannya Walikota mengungkapkan bahwa program tersebut sangat penting sebagai upaya pembelajaran di lapangan sebelum para dokter tersebut bekerja dan mengabdikan diri untuk masyarakat di bidang kesehatan.

“Saya kira program ini sangat penting bagi adik-adik sekalian. Ya, anggaplah sebagai pemanasan sebelum adik-adik sekalian nantinya bertugas sebagai dokter yang sesungguhnya,” ungkap Rizal.

Tugas di lapangan, lanjut Rizal,  mungkin akan jauh berbeda dengan teori yang yang dipelajari dalam perkuliahan. Ada variabel-variabel yang selama ini dianggap konstan, tetapi ketika di lapangan hal tersebut tidak bisa diabaikan.

“Seperti masalah senyuman, itu hal sepele, tetapi bisa menjadi komplain masyarakat ketika seorang dokter manangani pasiennya dengan cemberut. Pernah ada yang ngomong ke Saya, bagaimana mau sembuh Pak, kalau dokternya meriksa pasien tapi mukanya kecut. Masyarakat sekarang sangat menuntut pelayanan prima. Mereka tidak mau tahu apa masalah kita yang penting mereka mendapat pelayanan yang terbaik,” imbuh Rizal.

Selam satu tahun mengikuti PIDI, ke-60 dokter tersebut ditempatkan di sejumlah RS dan Puskesmas yang ada di Kota Balikpapan. Selama 8 bulan mereka ditempatkan di UGD dan instalasi rawat inap di RS, dan 4 bulan sisanya mereka ditempatkan di Puskesmas.

Menyampaikan kesan dan pesannya selama bertugas di Kota Balikpapan, Dr. Ardi, peserta PIDI asal Jakarta menuturkan kekagumannya atas kebersihan dan ketertiban di Kota Balikpapan.

“Pertama saya tiba di Balikpapan, Saya langsung kagum. Beda dengan Jakarta. Disini gak ada macet, kotanya bersih, rapi, dan menyeberang jalan harus di zebracross. Ketika bertugas di Puskesmas Karang Joang saya juga salut. Puskesmas nya bagus, besar dan relatif lengkap. Dokter dan petugas medis disana sangat mengenal betul warga sekitarnya dan wilayah  binaannya,” tutur Dr. Ardi.

“Bertugas di RS Tentara juga ada kesan tersendiri, awalnya saya canggung karena suasananya formal dan hormat. Setiap mau bicara harus diawali dengan kata “mohon izin” tetapi ya lama-lama terbiasa, dan yang paling penting di RST kita belajar disiplin karena jam 7 tepat sudah harus apel, makanya kita harus bangun pagi dan disiplin waktu,” ungkap Dr. Ardi.

Sementara itu Dr. Ronald, peserta PIDI asli dari Balikpapan mengutarakan bahwa selama mengikuti program ini peserta sangat mendapat dukungan dan perhatian dari pihak Pemerintah Kota Balikpapan.

Support baik dari DKK maupun dari para dokter pembina baik di RS maupun di Puskesmas sangat membantu kami, mereka sangat memperhatikan kami, permasalahan yang kami hadapi dalam bertugas selalu direpon dengan cepat,” ujar Ronald.

Menutup arahannya, Wali Kota berpesan agar para dokter tersebut terus meningkatkan kompetensinya dalam menghadapi tantangan yang semakin berat.

“Kita sudah masuk dalam MEA, dengan demikian persaingan semakin ketat. Dokter-dokter dari negara lain bisa masuk ke Indonesia. Jadi penting bagi adik-adik sekalian untuk terus meningkatkan kompetensi,” pungkas Rizal. (hms: nov, foto rfk).