Pembangunan Depo Kontainer dan Pusat Pergudangan

Rencana pembangunan Depo Kontainer dan Pusat Pergudangan Balikpapan Utara masih menjadi angan-angan. Lagi-lagi persoalan keterbatasan anggaran. Dari kebutuhan biaya Rp 75 miliar, tahun depan hanya ada rencana alokasi Rp 1 miliar saja.
Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Andi Arif Agung membenarkan hal tersebut. Dalam prognosis anggaran 2017, proyek yang dulunya diberi nama Terminal Angkutan Barang (TAB) ini hanya mendapat jatah Rp 1 Miliar. Padahal, usulannya sebesar Rp 5 miliar.
"Makanya kita klarifikasi dulu ke Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah). Kalau memang hanya Rp 1 miliar karena defisit, apakah penyusunan Andalalin bisa dimulai. Seharusnya paling tidak ada kegiatan fisik, supaya progresnya kelihatan ada di 2017," jelasnya.
Dia juga berharap nantinya akan ada bantuan dari Provinsi. Sebab pembangunan jangka panjang ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. "Lahan 11 hektare sudah siap. DED (Detail Engineering Design) siap. Tinggal bergerak sesuai dana yang ada," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan, untuk pembuatan Depo Kontainer dan Pusat Pergudangan tersebut butuh dana yang besar. Sesuai DED kebutuhan anggaran sekitar Rp 75 Miliar. "Dana yang kemarin kurang. Jadi perlu dianggarkan lagi," ujarnya.
Dia menjelaskan, jika tahun depan hanya ada alokasi Rp 1 miliar bisa digunakan untuk penyusunan analisis mengenai dampak lalu lintas (Andalalin). Selanjutnya, pihaknya juga akan mengusulkan kepada Bappeda agar ada alokasi untuk pengerasan lahan 11 hektare yang sudah ada. Tujuan agar lahan itu bisa dipakai untuk tempat parkir kendaraan besar.
"Masih mau diusulkan. Jadi belum tahu nominal yang dibutuhkan berapa. Tapi kalau bisa itu (pengerasan) didahulukan. Sebab saat ini banyak mobil besar yang parkir di kilometer 13. Sehingga mengganggu keselamatan berlalu lintas," tutupnya.
Seperti diketahui, proyek ini sebagai upaya mengurangi kemacetan di Km 5 serta mengurangi potensi kecelakaan di beberapa tanjakan di dalam kota. Dengan adanya depo ini, nantinya kontainer dari Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau harus bongkar di depo. Kemudian distribusi barang ke dalam kota menggunakan kendaraan yang lebih kecil. (*/ane/rsh/k18)
Sumber: Kaltim Post