IVA Test dan Sadanis Bagi Ibu-ibu Guru di Balikpapan

Balikpapan, balikpapan.go.id – Penyakit kanker leher rahim (kanker serviks) dan kanker payudara termasuk penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Inonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, jumlah kematian akibat kanker leher rahim mencapai 85% dari seluruh kematian di dunia akibat kanker.

World Health Organisation (WHO) menyatakan setiap tahun jumlah penyandang kanker leher rahim bertambah sekitar 500 ribu orang di dunia. Sedangkan data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyebutkan kanker serviks menempati 43,4% dari keseluruhan kanker pada perempuan dengan hampir 70% diketemukan pada stadium lanjut. Dan satu orang perempuan meninggal setiap jam akibat kanker,” ungkap Kepala BPJS Divre VIII, Ni Made Ayu Sri Retna Sudewi.

Hal tersebut disampaikan Ratna Sudewi dalam laporannya pada acara Pekan Deteksi Dini IVA Test dan Sadanis bagi Ibu Guru Indonesia yang diselenggarakan atas kerjasama BPJS Kesehatan, OASE-KK (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja), Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, dan BKKBN pada Kamis (24/10) di halaman Puskesmas Klandasan Ilir, Balikpapan.

Lebih lanjut Ratna Sudewi menyampaikan bahwa deteksi dini kanker serviks melalui IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dan kanker payudara melalui Sadanis (Pemeriksaaan Payudara Secara Klinis) merupakan jawaban dari beban biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi di Indonesia. Sebelumnya, Ratna Sudewi juga menyampaikan bahwa sampai saat ini BPJS kesehatan membayar 70-75% biaya kesehatan di tingkat lanjut.

“Gerakan ini ini merupakan upaya promotif dan preventif  yang dilakukan BPJS Kesehatan atas kedua kasus kanker tersebut. Dengan IVA test dan pap smear serta Sadanis maka akan didapat gambaran sedini mungkin tentang resiko kanker serviks dan payudara sebagai salah satu kanker pada wanita yang memiliki jumlah kasus tertinggi pertama dan kedua,” terang Ratna Sudewi.

“Melalui gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat produktivitas para guru perempuan di Indonesia dan menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan.  Sedikit cerita Bapak/Ibu sekalian, bahwa pasca perang dunia negara Korea dan Jepang tidak memperkuat angkatan perangnya tetapi memperkuat bidang pendidikan dengan peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru-gurunya untuk menciptakan negara yang kuat dengan adanya  generasi terdidik. Dan saya bersyukur Indonesia pun saat ini sangat memperhatikan kesejahteraan dan kompetensi guru-guru,” pungkas Ratna Sudewi.

Sementara itu perwakilan dari OASE-KK, Hasbiah Muhammad Nasir yang merupakan istri dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI mengungkapkan bahwa gerakan deteksi dini terhadap kanker serviks dan kanker payudara adalah inisiatif dari Ibu Negara, Iriana Joko Widodo.

“Gerakan ini adalah inisiatif Ibu Negara, Ibu Iriana Jokowi. Waktu itu tanggal 21 April 2015 Ibu Iriana meminta BPJS Kesehatan mengadakan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara bagi perempuan Indonesia,” terang Hasbiah.

“Kemudian OASE-KK yang merupakan organisasi dari para istri Menteri di Kabinet Kerja, kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Jadi nanti  pada tanggal 24 November- 2 Desember 2016, Ibu-ibu guru dan istri guru  baik negeri maupun swasta dapat melakukan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dengan IVA test dan Sadanis di Puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Balikpapan,” imbuh Hasbiah.

Dari pelaksanaan program ini ditargetkan 102.800 orang guru perempuan di Indonesia akan melakukan deteksi dini dengan IVA test dan Sadanis. Untuk wilayah BPJS Divre VIII yang meliputi Kaltim, Kalsel, Kaltara, dan Kalteng, program ini diratgetkan akan menjangkau 8.400 orang guru perempuan. (hms/nov, foto wirfan)