Ida : Korban Harus Berani Melapor
Jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Minyak terus mengalami peningkatan. Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Balikpapan mencatat pada triwulan pertama 2017 terdapat 35 laporan kekerasan perempuan dewasa 21 kasus dan kekerasan anak 14 kasus.
Meningkatnya kasus kekerasan perempuan dan anak ini membuat anggota DPRD Balikpapan, Ida Prahastuty prihatin.
Ia menuturkan, perluasan kerjasama dengan pihak RT, kelurahan dan kecamatan perlu ditingkatkan untuk bersama-sama mencegah terjadinya kekerasan perempuan dan anak.
Menurutnya, pesan moral perlu ditanamkan agar semua orang punya rasa empati dan memiliki. Dengan begitu semua pihak dapat saling melindungi dan berperan serta bertanggung jawab pada anak- anak dan perempuan di lingkungannya.
Kekerasan terjadi terang perempuan berparas ayu ini, karena adanya rasa tidak peduli. Maka bila sifat ini bisa diubah maka bisa membentuk rasa aman dan kebersamaan saling menjaga. Hal ini telah diperkuat dengan 11 Perda dan Perwali serta imbauan agar terbiasa patuh untuk menjaga dan peduli terhadap anak.
"Kami berharap selain RT tanggap dengan masyarakat dan segera melapor, korban juga dengan inisiatif sendiri berani melapor. Dengan hal ini dilakukan, maka bisa memangkas predator anak," kata Ida Prahastuty, saat sosialisasi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak di aula Kantor Kecamatan Balikpapan Tengah, Kamis (4/5).
Selai itu, anak juga sangat penting dibekali pemahaman moral, agama, etika, serta pembentukan karakter sebagai modal bagi anak untuk menjaga dirinya terhadap lingkungan sekitar. Dalam tiap laporan mengenai kekerasan, kasus tidak hanya ditindak lanjuti namun juga dibahas sehingga bisa melakukan penanganan dan pencegahan dengan tepat. "Tiap jumat kami lakukan bedah kasus. Sehingga perkembangannya bisa dipantau tiap pekan," katanya.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan, Badan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP2AKB) Balikpapan M Kasyim, sangat setuju terhadap perlindungan anak yang membutuhkan atensi dari semua unsur masyarakat. Seperti RT, posyandu, dan puskesmas.
"Kita memang mendekat ke RT karena memang masyarakat lebih suka lapor ke RT. Jadi kami bekali pengetahuan, sehingga bisa membantu warganya secara optimal," pungkasnya. (bp-21/vie)
Sumber: Balikpapan Pos