Jadi Percontohan, 3 Kampung di Balikpapan Ikuti Proklim

Balikpapan – Tiga kelompok masyarakat di Balikpapan mewakili Kota Balikpapan dan Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Program Kampung Iklim (Proklim) Tahun 2018. Program ini digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dengan tujuan untuk melihat upaya masyarakat dalam rangka melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap dampak terjadinya perubahan iklim.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan Suryanto mengatakan ketiga kelompok masyarakat tersebut terpilih berdasarkan pengisian sistem registrasi nasional yang dilakukan oleh masing-masing kelompok atas arahan dari DLH Balikpapan.

“Ketiganya terdiri dari beberapa RT yang berada di 3 kelurahan, meliputi Kelurahan Manggar yang dikoordinir oleh Bapak Jumadi, Kelurahan  Lamaru  oleh Bapak Mansyur dan Ibu Sumarmi, serta  Kelurahan Teritip oleh Bapak Widodo,” kata Suryanto, Senin (06/08/2018).

Suryanto menjelaskan pada tahun 2018 ini, Proklin diikuti oleh 206 calon ProKlim dari berbagai region. Adapun target pemerintah sampai dengan tahun 2019 telah terbentuk 2000 ProKlim, baik tingkat Pratama, Madya maupun Utama.

“Untuk Region Kalimantan diikuti oleh 14 calon ProKlim terdiri dari Kalimantan Barat sebanyak 9 Calon, Kalimantan Selatan sebanyak 1 Calon, Kalimantan Tengah sebanyak 1 Calon, dan Kalimantan Timur sebanyak 3 Calon,” jelas Suryanto.

Berbagai upaya masyarakat yang terlibat dalam program ini merupakan bentuk partisipasi dalam mengatasi dampak dari perubahan iklim. Upaya tersebut berupa pengendalian banjir, ketahanan pangan serta usaha untuk meningkatkan vegetasi di area sekitar.

“Tentunya kami dari Pemerintah Kota sangat terbantu adanya partisipasi masyarakat dalam menghadapi global warming,” ucapnya.

Secara umum kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat dalam program ini antara lain membuat lubang biopori, penggunaan kompos dari kotoran ternak, kegiatan budidaya ikan dengan terpal, pemanenan air hujan, sawah dengan air tadah hujan, kebun toga, tanaman hidroponik, mangrove sebagai salah satu tanaman yang dapat mengurangi emisi, biogas, kawasan rumah pangan lestari dan lain sebagainya.

Suryanto berharap dengan beragam kegiatan yang dilakukan oleh ketiga kelompok masyarakat tersebut akan menjadi contoh dan diikuti oleh kelompok masyarakat lainnya menjadi usaha masyarakat yang berkelanjutan terhadap perubahan iklim.

“Sehingga tujuan penurunan emisi gas rumah kaca yang menjadi target dari Pemerintah sampai tahun 2020 sebesar 26% - 41% dapat tercapai,” ucapnya. (Diskominfo/mgm)