Ketua Dekranasda Balikpapan Harap Pameran Produk Unggulan Dibuat Permanen

Balikpapan- Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyatakan bandara kini tidak lagi hanya sekadar  tempat datang kembalinya penumpang  namun juga dijadikan wadah promosi bagi produk kerajinan Usaha Kecil Menengah (UKM)  unggulan daerah. 

Pada  10-13 November, PT Angkasa Pura I Balikpapan menggelar Borneo Fair 2018 yang diikuti 24 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Termasuk UKM binaan PT. Angkasa Pura I yakni bandara Internasional Adi Soemarmo Solo, Bandara Internasional  Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Adi Sucipto Yogyakarta , dan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado di area kedatangan dan keberangakatan  Bandara Sepinggan.

Rizal Effendi memberikan apresiasi acara tersebut. Karena PT. Angkasa Pura I sudah secara aktif memberikan pembinaan kepada UMKM disetiap daerah.

“Karena Bandara tidak hanya sebagai tempat berangkat maupun datangnya penumpang namun disisi lain Bandara dapat dijadikan sebagai tempat untuk promosi bagi UMKM. Untuk itu bagi UMKM agar dapat saling belajar guna peningkatan kualitas hasil produknya. Juga untuk perkuat bandara sebagai bandara terbaik,” ungkap Wali Kota.

Wali Kota Rizal Effendi berharap kegiatan tersebut, dapat terus dilaksanakan, termasuk mengadakan kegiatan pameran atau expo UMKM kreatif yang diminati kaum remaja seperti berbasis teknologi seperti aplikasi, film, animasi, food dan fashion. “Suatu saat starup bagus juga digelar disini supaya anak-anak muda bisa menunjukan kemampuannya,” ujarnya.

Sementara Ketua Dekranasda Balikpapan Arita Rizal Effendi berharap  kedepannya pameran produk UKM unggulan Balikpapan dan mitra binaan AP I dapat dijadikan permanen.

“Harusnya ini dibuat seterusnya. Jadi tidak temporary. Sudah ada stand permanen. Justru menurut saya kalau bisa seluruh Indonesia ditampilkan di masing-masing  Bandara termasuk Balikpapan,” harapnya.

Arita menilai contoh produk UKM salah satunya perajin batik Balikpapan sudah menunjukan gairah bahkan keberadaan diakui di luar negeri dan ajang  International Monetary Fund (IMF) di Bali belum lama ini.

“Sekarang perajin batik Alhamdulillah sudah pada hidup. Anak-anak sekolah berdasarkan perwali menggunakan batik Balikpapan berarti perajin sudah bisa hidup,” ujarnya. “Batik Vee itu ikut pameran di New York kemudian di ajang IMF di Bali,” sambungnya.

PT. Angkasa Pura I Balikpapan menggelar Borneo Fair 2018 di Bandara Internasional Sepinggan yang berlangsung 10-13 November dan dibuka Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pada Sabtu kemarin (10/11/2018).

Borneo Fair 2018 merupakan pameran yang menawarkan berbagai hasil produk UMKM unggulan diantaranya dari Yogyakarta berupa rajutan, Solo dan Semarang berupa Batik, Balikpapan dengan manik-manik khasnya ditambah dengan makanan olahan buah salak.

Borneo  Fair sebelumnya telah dilaksanakan tahun 2016 yang lalu dengan melibatkan 16 UMKM asal Balikpapan. Pada tahun 2018 ini sebanyak 5 Provinsi dengan 24 UMKM dan untuk kedepannya tahun 2019 mendatang rencananya akan melibatkan 13 Bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero).

“Tujuan untuk pembinaan UKM. 2016 kita sudah gelar hanya untuk UKM di Balikpapan dan 2018 ini AP mengundang mitra binaan dari bandara lain. Mudah-mudahan jadi agenda tahunan,” tutur Edwin Cristian selaku Corporate Social Responsibility (CSR) Section Head Departement Bandara Sepinggan. Kristian.

Menanggapi usulan Ketua Dekranasda Balikpapan, Edwin mengatakan bahwa untuk tahap awal ini baru ada 6 provinsi yang terlibat dalam Borneo Fair 2018. “API ada 13 provinsi mudah-mudahan cita-cita bu Arita bisa kami laksanakan.  Tahun depan kita usahakan kegiatan yang sama. Kita akan undang seluruh bandara di AP I untuk ikut ajang seperti ini,” tukasnya. (Diskominfo/ editor : mt)