KIPI Belum Temukan Adanya Kasus Pasca Imunisasi MR

BALIKPAPAN - Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) memastikan kasus Muhammad Arif siswa  kelas VI SD  di Balikpapan bukan merupakan kasus pasca menjalani Imunisasi MR.

 

Meski demikian KIPI memberikan perhatian pada kasus ini terutama pemahaman terhadap penyakit Psoriasis (penyakit kulit) atau Campak Rubella yang menjadi perhatian Kementerian RI.

 

Dr. dr. Hindra Irawan Sayati, SpA (K), MTropPaed- Ketua Komnas PP KIPI mengatakan kasus Psoriasis tergolong jarang terjadi pada anak. Namun kasus ini tidak ada hubungannya dengan Vaksin MR. Pihaknya sudah melakukan pengecekan hasil vaksin bagi ana-anak di pulau Jawa pada 2017 lalu. Dari 35 juta anak yang divaksin tidak ditemukan kasus seperti yang dialami Arif

 

“Kami sudah cek, mulai dari program imunisasi MR di jawa dengan sasaran 35 juta anak, sampai saat ini baru Arif yang mengalami kejadian pada kulit,” jelasnya usai Pertemuan Koordinasi Keamanan Vaksin MR di aula Kantor Wali Kota Balikpapan, Selasa (04/12) 

 

Prof. DR. dr. Benny Effendi Wiryadi, Sp. KK (K). Guru Besar FKUI RSCM menilai penyakit kulit yang diderita Arif masuk kategori ringan dan merupakan dampak dari mutasi gen oleh ibunya ketika sang ibu hamil. Sehingga Arif mengalami autoimun yang menjadi pencetus timbulnya ruam yang terasa perih dan gatal pada sekujur tubuh Arif.

 

Meski ringan, menurut dr. Benny penyembuhan Psoriasis pada Arif membutuhkan waktu yang panjang, bahkan bisa sampai seumur hidup. Ini dikarenakan penyakit kulit senantiasa muncul kembali, ketika luka sudah mulai mengering. “Harus terus ada pengawasan dokter, ketika muncul merah-merah lagi langsung diobatin. Kalau sudah kering bisa pakai pelembab kulit. Kulit kering ini bisa juga memicu munculnya ruam baru,” terangnya.

 

Pada kesempatan sama, dr. Roby S. Firmansyah, M. Kes, Sp.KK, dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang menangani kasus Arif memastikan kondisi Arif sudah membaik. “Sudah pulang ke rumah sudah normal dan beraktivitas seperti biasa. Arif saya minta kontrol satu minggu sekali. Ibarat Diabetes, begitu ruamnya kambuh diobatin. Saya ga bisa bilang 100 persen tapi kesembuhannya sudah bagus sekali,” ungkapnya.

 

Penyakit Psoriasis yang dialami Arif ini diketahui dari hasil biopsi kedua yang dikirimkan ke Patologi Anatomi di Makasar pada awal November.“Hasil biopsi pertama kan Psoriasis nah kedua juga sama. Keluar hasil kedua November. Jadi kita tidak melakukan biopsi lanjutan lagi. Sekarang kontrol rutin dan pengobatan. Obat yang kita beri salah satunya untuk menekan reaksi imun berlebih,” tukasnya.