Balikpapan - Keberadaan infrastruktur dianggap memberikan peran dalam upaya pengembangan industri kreatif di kota Balikpapan. Walau dalam pendistribusian produk khususnya dari sektor UMKM juga terdapat tantangan.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian Balikpapan, Doortje Marpaung mengatakan, bahwa infrastruktur terbagi menjadi dua yakni fisik dan nonfisik, termasuk perkembangan teknologi.
"Infrastruktur itu tak hanya mengenai darat, laut dan udara saja. Tapi juga berbarengan dengan pengembangan teknologi informasi," kata Doortje Marpaung, Selasa (25/12).
Terlebih pemerintah pusat telah mendorong Usaha Mikro dan Kecil (UMK) agar mampu turut memasarkan produknya ke luar daerah bahkan luar pulau. "Tentu produk itu harus yang berizin dan sekarang dimudahkan perizinannya satu pintu di kecamatan, tanpa biaya," ucapnya.
Sehingga untuk menjawab tantangan yang dihadapi, para pelaku UMK harus bersinergi dengan para stakeholders setempat. "Balikpapan ini salah satu kota yang diuntungkan karena letaknya sangat strategis, ada bandara internasional dan pelabuhan laut yang juga berskala internasional," ujarnya.
Tantangan lainnya, lanjut Doortje, pelaku UMK termasuk yang bergerak di usaha kreatif menengah juga harus menjaga konsistensi produk yang dihasilkan. Mulai dari kualitas hingga harga yang mampu bersaing dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk pemasaran.
"Potensi usaha kreatif di kota ini, baik kuliner hingga kriya atau kerajinan cukup besar. Hanya, perlu dikelola secara optimal oleh pelaku usaha agar produk-produk mereka bisa dipasarkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini," ujar Doortje. (Diskominfo / editor : mt)