Balikpapan - Pertumbuhan ekspor Kota Balikpapan mencapai USD1,85 miliar hingga Agustus 2018 lalu dengan negara tujuan ekspor terbesar masih di Tiongkok untuk komoditas migas dan nonmigas.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan kota Balikpapan, Philipus Rimpa membeberkan, bahwa nilai ekspor migas mencapai USD43 juta dan nonmigas sebesar USD1,8 miliar.
"Memang, selama ini Balikpapan tidak melakukan ekspor produknya sendiri, tapi ekspor dari daerah sekitar yang melalui Balikpapan seperti batubara, CPO (Crude Palm Oil) sawit dan produk turunannya termasuk cangkang sawit," kata Philipus Rimpa (25/12).
Komoditas tersebut yang paling banyak di ekspor ke Tiongkok sesuai dengan Surat Keterangan Asal atau SKA. "Cangkang sawit itu mereka jadikan bahan furniture dan dikirim dari sini, dari Indonesia," ujarnya.
Dinas Perdagangan, lanjut Rimpa, telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan karena adanya informasi kalau Tiongkok juga kerap mendatangkan tanaman jahe dari Sumatera untuk dijadikan obat-obatan.
"Balikpapan sebenarnya punya potensi untuk ekspor rempah-rempah. Ya, meski lahan tak terlalu subur, rempah-rempah kan tetap bisa dibudidayakan dengan teknologi pertanian," ucapnya.
Hanya saja minimnya minat investor itu karena kurang beragamnya komoditas ekspor pada kota yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan, jasa dan pariwisata ini. "Untungnya, daerah lain mengekspor komoditasnya melalui kota kita, jadi juga dapat kontribusinya," tutur Rimpa. (Diskominfo / editor : mt)