BALIKPAPAN- Panitia HUT Kota menggelar upacara peringatan Hari Jadi ke 122 kota Balikpapan di lapangan Merdeka, Minggu pagi (10/2/2019).
Upacara dihadiri kurang lebih 1500 undangan dan ribuan masyarakat yang bersamaan melaksanakan aktivitas car free day di lokasi itu.
Wali Kota Rizal Effendi bertindak sebagai Pemimpin Upacara dan Ketua DPRD Abdulloh membacakan teks pembukaan UUD 1945.
Pada kesempatan itu, Pemkot Balikpapan memberikan penghargaan kepada 10 Tokoh pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-122 Kota Balikpapan. Rizal menyampaikan apresiasi keapda seluruh warga kota dalam pembangunan kota. Termasuk 10 tokoh yang ada saat ini ikut mempengaruhi perkembangan kota Balikpapan hingga usia 122 tahun.
“Izinkan saya memberikan apresiasi kepada semua pihak baik masyarakat kota dan pihak lainnya yang turut membantu pembangunan di kota Balikpapan. sehingga Balikpapan mendapatkan 42 penghargaan dari tingkat provinsi, satu tingkat regional, 25 tingkat nasional dan 14 panji keberhasilan dari provinsi,” beber Rizal.
Penghargaan ini diserahkan usai upacara HUT kota di Lapangan Merdeka pada Minggu (10/02/2019). 10 tokoh yang turut mendorong pembangunan kota Balikpapan dalam kesempatan itu mendapatkan penghargaan anugerah khusus dari pemerintah kota.
Tokoh tersebut adalah Awang Faroek Ishak (mantan Gubernur Kalimantan Timur Periode 2008-2018); KH. Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan Periode 2009-2014); Sarwono Kusumaatmaja (ikut berperan serta dalam penyusunan rencana srtategis pengelolaan terpadu teluk Balikpapan/ RPTB); Hermawan Kertajaya (Presiden Markplus. Inc); Christopher Sumasto Tjia (Direktur Utama PT. Wulandari Bangun Laksana); Gafur Chalik (Presiden Direkctor PT Grand Balikpapan/ Novotel Balikpapan); Paul; Christian Ariyanto (Direktur PT. Agung Podomoro Land. Tbk); Mustaid Siregar (Peneliti Utama Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya- LIPI); dan H. M. Jos Soetomo (Komisaris Utama Senyiur dan Resort Group.
“Seperti pak Awang beliau berperan dalam pembangunan jalan tol Balikpapan- Samarinda dan bandara. Pak Mohammad Nuh atas jasanya Politeknik Balikpapan menjadi perguruan tinggi negeri dan membangun Institut Tekhnik Kalimantan di Balikpapan,” sebutnya.
Satu-satunya wanita yang mendapat penghargaan anugerah khusus adalah Gabriella Fredriksson. Wanita berdarah Swedia ini didaulat sebagai tokoh yang memperkenalkan Beruang Madu sebagai Maskot Balikpapan. Pada 1997 Gabriella melakukan riset tentang beruang madu di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dan tahun 2002 Beruang Madu resmi menjadi maskot kota Balikpapan.
“Saya pertama ke Balikpapan tahun 1994 penelitian orangutan, melihat beruang madu di Sungai Wain jadi lanjut penelitian beruang madu di tahun 1997. Saya liat belum ada yang meneliti beruang madu di Asia,” ujarnya.
Atas gagasan Gabriella pula saat itu di era kepemimpinan Tjutjup Soeparna dan dilanjutkan oleh Imdaad Hamid, pemerintah kota kembangkan pusat pendidikan lingkungan hidup di Kilo meter 23 Taman Agro Wisata. Pada kawasan tersebut terdapat enam ekor Beruang Madu. (Diskominfo/editor:mgm)