Penyajian 5000 Cup Mie Singkong Pecahkan Rekor Muri

BALIKPAPAN- Pantia Hut Kota melalui Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Balikpapan berhasil menciptakan rekor muri  penyajian mie singkong terbanyak yakni 5000 porsi yang disantap bersamaan usai upacara Hari Jadi ke-122 Kota Balikpapan di Lapangan Merdeka pada Minggu pagi (10/02).

Penyajian mie singkong terbanyak tercatat dalam buku Rekor MURI nomor 8841. Even ini melibatkan banyak komunitas, organisasi dan instansi terkait. Even ini dikomandoi oleh Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Kota Balikpapan Eeng Rienca Wangsa.

“Kami hadirkan 5000 porsi mie singkong. Baik mie maupun panganan olahan singkong dimasak dan disajikan bersama irisan daging ayam, pangsit dan cabai dalam even ini,” jelas Eeng kepada media.

Panganan singkong ini dipilih dalam rangka membudayakan singkong sebagai bahan pengganti tepung yang harganya kini makin mahal.  Sementara harga singkong yang dijual di pasaran cenderung terlalu murah.

“Balikpapan dan sekitarnya memiliki banyak petani yang menghasilkan singkong. Tapi harga jual rendah sekali,” ujarnya.

Dengan event rekor MURI ini diharapkan Balikpapan menjadi pelopor bagi Indonesia dalam mempromosikan singkong dan panganan olahan berbahan singkong ke dunia internasional. Sehingga singkong yang selama ini dianggap makanan murahan harapan kedepan gengsinya bisa terangkat naik.

“Dengan demikian petani sejahtera pelaku UMKM bisa lebih untung dan masyarakat juga dapat menikmati panganan dengan harga murah meriah,” ujarnya.

Beberapa pihak yang dilibatkan dalam penyajian mie singkong terbanyak ini adalah komunitas atau Asosiasi Cinta Singkong Kota Balikpapan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan kota Balikpapan, IPEMI, serta Dinas koperasi UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan. Puluhan pelaku UMKM Balikpapan dan pelajar SMK di Balikpapan juga terlibat langsung dalam event skala nasional ini.

Menurutnya pelaku usaha kuliner di kota Balikpapan untuk produk panganannya sebagian besar masih memakai bahan baku berupa tepung. Dia berharap jika tepung singkong berhasil mengganti tepung yang banyak beredar di pasaran akan  terjadi dampak multiplayer.

“Tidak hanya meningkatkan omset petani di sisi lain juga membantu pelaku UMKM dalam efisiensi biaya dan penggunaan tepung,” harapnya.

Bahkan pihaknya bersama Universitas Balikpapan (UNIBA), Dinas Pangan Pertanian Dan Perikanan Kota Balikpapan dan instansi terkait, sudah melakukan uji coba panganan olahan singkong selama dua tahun.

“Misalnya tahun 2018 kami berhasil ciptakan makanan berlabel sing coating atau sajian singkong kepiting beragam produk olahan singkong juga sudah diikutkan pameran bersama HIPEMI di Banjarmasin Kalimantan Selatan pada Oktober 2018,” ungkapnya. (Diskominfo/editor:mgm)