BALIKPAPAN – Para pemilik kios yang menempati Gedung Parkir Klandasan (GPK) melakukan berbagai upaya untuk menarik pembeli. Hal itu dilakukan agar masyarakat mengetahui kondisi GPK setelah resmi menjadi pusat ekonomi kreatif. Eeng Rienca, salah satu pemilik kios mengaku memanfaatkan media sosial untuk berpromosi.
“Saya pakai Facebook dan Instagram, supaya orang tahu kalau di sini sudah dibuka kuliner,” kata pemilik kios “Eeng” ini (26/2).
Selain media sosial, ia juga memanfaatkan aplikasi pemesan makanan yang sedang digandrungi. “Pakai Go-Food juga cukup membantu,” imbuh dia.
Dengan memasukkan menu makanan di aplikasi Go-Food, semakin banyak pemesan. Otomatis, bertambah pula calon pembeli. “Sudah beberapa yang memesan makanan pakai aplikasi itu,” ungkapnya.
Eeng menyediakan makanan khas Bontang yang terkenal dengan sambal gami. Tapi ia juga menyediakan makanan ringan, seperti olahan berbahan utama singkong.
Sejak diresmikan dua pekan lalu, GPK dihuni 22 kios. Kios tersebut menempati area dalam gedung yang menjual berbagai makanan berat. Menu yang bisa dijumpai mulai nasi campur prasmanan, sajian hot plate, soto, dan lain sebagainya.
"Sejauh ini ada saja peminatnya, walaupun belum terlalu ramai. Pengunjung per hari kira-kira 20 an orang,” imbuh pedagang lainnya.
Ia maklum belum banyak orang datang lantaran kantin-kantin ini tak nampak dari luar. Pengunjung yang datang berasal dari para karyawan perkantoran sekitar. Mulai dari diler mobil, hingga kantor BUMN.
Pemilik kantin seperti halnya Eeng masih mengandalkan pemesanan dari aplikasi dan pemesanan dari acara pemerintah. Mereka berharap semakin banyak kegiatan dilakukan di ruang ekonomi kreatif yang berada satu gedung.
“Biasanya di ruang ekonomi kreatif ini juga ada kegiatan-kegiatan anak muda, ada dance, bisa ke sini asalkan tidak membawa makanan dari luar," sebutnya.
Panganan yang dijual di kantin ini relatif terjangkau. Mulai Rp15 ribu sampai Rp27 ribu untuk satu porsi. Penjual berharap semakin banyak komunitas yang berkegiatan di GPK. Selain itu juga banyak pelatihan-pelatihan seperti kursus lukis dan memasak. Dengan makin banyaknya kegiatan maka diharapkan makin banyak yang tahu seperti apa GPK yang sekarang.
"Dari pemerintahan juga bisa pakai ruangan ini untuk rapat ataupun kegiatan lain. Apalagi kalau tidak terlalu banyak pesertanya, bisa ke sini saja daripada harus selalu ke restoran ataupun hotel. Kan visa jadi alternatif. Apalagi kalau peserta rapat di bawah 50 orang, kalau mau ambil snack box bisa lewat kami," ungkap Eeng.
Sebelumnya Disporapar juga sempat mengajak tamu datang ke Pusat Ekonomi Kreatif tersebut. Juga saat acara Rakornas Sekretaris Daerah, beberapa di antaranya mampir dan sempat mencicipi panganan di food court tersebut. Selain itu juga ada rombongan K3 dan Dinas UMKMKP yang melaksanakan rapat di sana. (Diskominfo/ editor:mgm)