Balikpapan – Mulai Tahun 2019 Kota Balikpapan resmi termasuk sebagai 100 kota smart city di Indonesia. Untuk mengimplementasikan hal tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait kajian implementasi konsep smart city Kota Balikpapan, di ruang rapat I Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (13/5).
FGD ini dihadiri stakeholder seperti perangkat daerah terkait, perwakilan perusahaan, operator telekomunikasi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan kalangan akademisi, perbankan, dan lainya. FGD tersebut dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Fachruddin Harami.
Fachruddin menyatakan usai FGD ini akan disusun masterplan smart city Balikpapan yang akan dibuat tahun ini. “Secara infrastruktur kita siap. Dari sisi pemerintah kita sudah punya e-office yang sudah masuk ranah dan layanan smart city,” jelasnya usai FGD Implementasi Smart City.
Namun diakui saat ini memang masih banyak perangkat daerah yang pelayanan ke arah smart city masih berjalan sendiri-sendiri. “Tinggal diintegrasikan. Sebagian sudah namun sebagian belum. Target kita susun tahun ini masterplan. Insyaallah pada 2020 sudah mulai teraplikasi mungkin secara bertahap. Ini butuh waktu untuk mengoneksikan,” ungkap Fachruddin.
Program ini juga masuk dalam RPJMD Kota karena didalamnya ada pembiayaan yang harus disiapkan dalam APBD. “Anggaran belum tahu karena masih bentuk masterplan. Kalau sudah terbentuk biasanya ada program-program sekaligus angka-angkanya,” ujarnya.
Dalam paparan kajian implementasi smart city hadir salah satu pembicara yakni Kepala Bidang Aplikasi Layanan e-government Kota Samarinda Suparmin. Menurut Suparmin dari paparan dalam FGD terlihat Kota Balikpapan siap menjadi kota smart. “Masalah hanya satu mengoordinir dan mengintegrasikan. PR nya hanya itu,” katanya.
Dia menilai jika dilihat penetrasi pemakaian internet di Balikpapan sudah bagus, pendidikan masyarakat cukup tinggi dengan masyarakat yang heterogen. “Kita belanja apapaun pakai non tunai sudah ada. Kalau bicara smart people kan adipura dah berapa kali, perilaku buang sampah bagus. Lalulintas juga tertib sekali. Itu juga bukti masyarakat siap dan perguruan tinggi juga banyak di sini yang negeri dan swasta. SDM saya kira sudah siap,”nilai Suparmin.
Dia menyebut di Kaltim sudah ada 5 kota yang masuk dalam 100 kota smart city yang dikeluarkan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menurutnya Provinsi Kaltim menjadi provinsi terbanyak dengan kota yang ditetapkan masuk smart city. “Tahun 2017 itu Samarinda dan Kutai Kertanegara, 2018 Kutai Timur, dan 2019 ini Balikpaan dan Bontang. Jadi Provinsi Kaltim itu 50 persen sudah masuk smart city,Ini terbaik kalau daerah lainnya hanya satu atau dua yang masuk smart city,” ungkapnya. (Diskominfo / editor: mt)