BALIKPAPAN-- Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menilai terjadi tren penurunan penderita demam berdarah dengur (DBD) di Balikpapan pada pekan ini. Dari 35 kasus pada pekan sebelumnya, kini hanya ada 18 kasus saja pada pekan ke 24 tahun 2019 ini.
Meski diakui, terdapat satu anak usia 11 tahun penderita DBD meninggal dunia di Kelurahan Gunung Samarinda, Balikpapan Utara.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr. Esther Vonny mengatakan hingga saat ini ada 1.390 kasus DBD dengan 8 kematian.
"Jumlah kasusnya menurun kalau lihat garfiknya. Kita ada diposisi pekan ke 24 dari 35 ke 18 kasusnya," katanya, Selasa (25/6/2019).
Menurutnya masyarakat perlu konsisten menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Termasuk aktif menjadi kader jumantik di rumah sendiri. Sebab penyakit DBD ini bukan seperti penyakit lain, ketika kena DBD maka penderita akan lebih resisten terkena kembali. Berbeda dengan penyakit lainnya akan dilindungi oleh kekebalan tubuhnya.
Penyakit DBD, lanjut Vonny, merupakan penyakit berbasis lingkungan. Jika lingkungan tidak sehat dan bersih maka penyebaran DBD akan lebih mudah.
"Jadi rumah kita kita awasi sendiri jangan tunggu kader, kita openi sendiri, " imbuhnya.
Dia juga menegaskan masyarakat tidak boleh menganggap biasa jika anak atau saudaranya mengalami demam. Hal ini perlu diwaspadai sebab bisa saja menjadi gejala DBD.
"Ditambah lagi dengan masyarakat yang kadang-kadang menanggangap demam itu biasa, sehingga pergi ke rumah sakit terlambat. Kita sedih," tandasnya.
Hal ini yang terjadi dan dialami korban meninggal ke delapan ini.
“Laporan bahwa demam yang dialami korban sudah dua hari." Juga terlambat membawa ke fasilitas kesehatan," tukasnya. (Diskominfo/editor:mgm)