Balikpapan - Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (DP3) Kota Balikpapan sedang mendata petani sapi Balikpapan guna mendukung kebutuhan sapi dan kambing pada Hari Idul Adha 2019. Pendataan tersebut selain untuk mengetahui jumlah sapi lokal juga untuk mengatur jumlah penjual sapi musiman sehingga petani lokal yang ada bisa bersaing.
Kepala DP3 Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan dengan adanya pendataan milik para petani ini, maka nantinya akan ada pembatasan terhadap para penjual swasta yang membuka kandang musiman.
Kebutuhan hewan kurban di Kota Balikpapan berdasarkan tahun lalu sebanyak 3.000 ekor baik sapi maupun kambing. “Saat ini kami masih dalam tahap pendataan di petani Balikpapan Timur. Mereka ada berapa ekor yang siap dijual. Tujuannya kan agar ada pembatasan terhadap yang musiman ini. Agar petani kita tidak kalah bersaing,” jelasnya pada Senin (15/7).
Menurut Heria Prisni, kebutuhan hewan kurban di tahun 2019 ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2018 lalu yang mencapai sekitar 3.000 ekor ini. Dari jumlah itu, sekitar separuhnya dipenuhi petani lokal. Dan sisanya didatangkan oleh pedagang musiman dari Gorontalo dan Palu. “Petani kita ini baru bisa memenuhi sekitar 50 persen aja. Makanya banyak yang didatangkan oleh swasta dari Gorontalo dan Palu,” ujarnya.
Heria Prisni mewaspadai terhadap penyakit hewan yang dapat mengancam manusia, yakni penyakit Antrax. Penyakit ini dibawa oleh hewan dan dapat menular ke manusia melalui udara. “Ya kita masih siaga sama antrax. Karena ini penyakit hewan yang dapat menular ke manusia. Bahaya ini bila terjadi di Balikpapan,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman, belum ada ditemukan kasus penyakit antrax di Kota Balikpapan. Hal ini karena saat hewan kurban yang akan masuk ke Balikpapan wajib melewati karantina. “Kita wajibkan hewan-hewan tersebut masuk karantina dulu. Sebelum masuk kesini juga telah dipastikan sehat oleh karantina setempat,” tukasnya. (Diskominfo / editor : mt)