BALIKPAPAN – Sebanyak 24 Sekolah di Balikpapan unjuk karya praktik baik pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah di gedung KNPI Balikpapan, Rabu (24/7).
Kegiatan diselenggarakan oleh Program PINTAR hasil kerjasama antara Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Kementerian Agama Kota Balikpapan dan Tanoto Foundation.
Dalam pameran program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran ini, 24 sekolah ini mendirikan 24 stand untuk memamerkan berbagai kreatifitas para pendidik dan siswa di sekolah.
Wali Kota Balikpapan melalui Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakot Balikpapan Muhammad Noor mengajak para guru untuk menciptakan siswa yang inovatif, kreatif, produktif dan mampu berpikir tingkat tinggi serta cinta dan bangga terhadap Indonesia.
Pihaknya mengapresiasi terhadap program PINTAR yang mendukung terciptanya siswa–siswa yang memiliki kemampuan dan kreatifitas.
“Dengan meningkatnya pihak-pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan di tanah air, kedepan saya yakin sumber daya manusia Indonesia semakin baik dan maju,” ucapnya mengapresiasi.
Sementara Ari Widowati, Deputy Director Program Program Basic Education Tanoto Foundation, menyatakan hasil yang terlihat dalam pameran merupakan praktik-praktik baik yang bisa dijadikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain.
“Pendidikan yang berkualitas di semua sekolah bisa mempercepat kesetaraan peluang siswa ke depan,” ujarnya.
Tak lupa dia juga ungkapkan apresiasinya kepada pemerintah daerah atas kerjasama yang baik menjalankan program PINTAR.
Selain pameran yang menampilkan karya siswa dan guru di stand, beberapa siswa juga melakukan unjuk karya hasil kreatif pembelajaran aktif memakai unsur MIKIR (mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi).
Siswa kelas VI SDN 006 yaitu Nabila Salsabil dan Axel Nareswara menampilkan di hadapan undangan energi alternatif untuk menyalakan lampu dari buah apel, kentang dan jeruk nipis.
Dengan kreatif, mereka berdua mencoba menghubungkan buah-buah tersebut dengan kabel, tidak secara langsung, tapi pakai koin, paku, penjepit.
“Bapak/Ibu, karena buah-buah tersebut mengandung asam solanum, maka dapat menghasilkan listrik dan menghidupkan lampu,” ujar Axel menyimpulkan.
Sedangkan siswa SMP 12 yang diwakili oleh Ayuditya Pratiwi Widyani dan Muhammad Ikhsan menampilkan lomba menangkap es untuk membuktikan prinsip IPA dalam kehidupan sehari-hari. Demonstrasi yang dilakukannya ini membuktikan bahwa es yang diberikan garam akan membeku lebih lama.
Siswa dari MI NU yang bernama Asyifa Soliha Ramadhani menampilkan kesukaannya membaca buku setelah sekolah menyelenggarakan program budaya baca, yaitu membaca 15 menit sebelum pembelajaran dan membaca masal selama 30 menit setiap hari sabtu.
Soliha juga rajin membaca karena dorongan orang tua. Setiap bulan rata-rata dia membaca 5 sampai 8 buku.
Masih banyak siswa yang lain yang tampil menunjukkan kreatifitasnya, misalnya membuat balon dari coca cola dan garam, cara membuat hujan buatan secara sederhana dan lain-lain.
Setiap stand juga banyak menampilkan banyak karya inovatif dari siswa, misalnya maket gunung yang dibuat untuk mempraktekkan bagaimana gunung meletus, pembuat es krim sederhana, saringan air kotor, maket daur hidup hewan dan lain-lain.
Pameran kali ini merupakan unjuk keberhasilan pelatihan modul 1 program PINTAR. Mulai bulan Agustus 2019, PINTAR juga akan melatih para guru, kepala sekolah, komite dan pengawas dengan modul II, yang isinya akan lebih menukik lagi ke arah konten pembelajaran dan semua pendukungnya.
Modul 1 lebih banyak berpusat pada penguatan unsur pembelajaran aktif yaitu mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi dan aspek-aspek lain yang menunjangnya. (Diskominfo/ editor:mgm)