Wakil Gubernur Kaltim Bangga Capaian Pajak Kota Balikpapan

BALIKPAPAN - Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DPJ) Kalimantan Timur dan Utara mengadakan pembahasan mengenai dialog perpajakan. Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi turut hadir pada acara yang diadakan di Kantor DPJ Kaltimra Ring Road Jalan Ruhui Rahayu.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur sempat menyinggung dan memuji Kota Balikpapan yang bersih dan pantas jadi ibu kota provinsi.

Wakil Gubernur mengatakan, wajib pajak adalah Pahlawan. Semua agama pasti menganjurkan membayar pajak. Dalam agama islam pajak itu adalah sedekah.

"Kami diajarkan membayar pajak. Kita tidak bisa membangun negara," kata Hadi belum lama ini.

Dialog perpajakan dengan tema "Bersama Dukung Reformasi Perpajakan" ini menghadirkan para wajib pajak yang ada di seluruh Kaltim dan Kaltara.

Asisten Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Balikpapan Muhammad Noor  mengatakan, partisipasi warga negara dalam kesadaran membayar pajak  telah mengalami peningkatan yang signifikan.

"Kami merasakan pembangunan daerah karena dari pembayaran pajak masyarakat. Bagi warga negara yang baik wajib membayar baik, saya menyambut kegiatan ini semoga bisa dirasakan manfaatnya bagi kita semua," kata Muhammad Noor saat membacakan sambutan Wali Kota Balikpapan.

Diakui meski terjadi penurunan pendapatan namun pihaknya terus berupaya bermasalah DPRD melakukan upaya bersama dalam berinovasi dalam perolehan pajak dan retribusi daerah.

Diketahui target  PAD   Kota Balikpapan pada 2019 Rp710 miliar. Jumlah ini naik setiap tahun sebesar 10 persen.

Untuk realisasi PAD Kota per Juni 2019  baru mencapai  Rp279 miliar atau 39 persen.

Sedangkan realisasi pajak daerah sekitar 47 persen lebih dari target Rp521 miliar. Dan untuk realisasi Retribusi baru 34 persen dari target Rp77 miliar lebih.

Plt Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BPPDRD) Kota Balikpapan Haemusri Umar mengatakan masih rendahnya realisasi karena masih dalam proses satu semester 2019 ini. Namun diakui terjadi penurunan pendapatan dari perhotelan. Hal ini imbas dari harga tiket pesawat yang cukup tinggi sehingga kunjungan orang ke Balikpapan menurun. Termasuk karena operasional dari APT Pranoto Samarinda.

"Kenaikkan harga tiket pesawat ini memengaruhi tingkat kunjungan. Juga mulai dibuka APT Pranoto Samarinda ini juga memengaruhi orang datang atau pulang melalui Balikpapan," tandasnya belum lama ini.

Akibatnya tingkat okupansi hotel juga berpengaruh.  Haemusri menyebutkan target hotel tahun ini 42 miliar realisasi baru Rp21 miliar  atau 49 persen.

Imbas lainya yakni menurunnya pemasukan dari pembagian pajak retribusi parkir di Bandara SAMS Sepinggan dengan Pemerintah Kota menurun jauh hingga lebih dari 50 persen dari sebelumnya mencapai Rp 1 miliar. (Diskominfo/ editor:mgm)