Balikpapan – Balikpapan kini memiliki destinasi wisata edukasi Kampung Kangkung Sumber Rejo (Kang Bejo) yang terletak di RT 40 Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Balikpapan Tengah. Pada Minggu sore (4/8) Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi didampingi oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan Arita Rizal Effendi meresmikan wisata edukasi Kang Bejo tersebut.
Kebun kangkung yang dijadikan wisata edukasi Sumber Rejo ini merupakan hasil kerja para kelompok tani yang bersama-sama mengembangkan sayur kangkung tersebut.
Kebun kangkung ini memiliki lahan yang cukup luas sekitar 1,7 hektar. Selain mampu meningkatkan perekonomian, sekaligus juga dapat menjaga gizi keluarga. Sebab, kangkung tersebut tidak menggunakan pupuk kimia. Selain pengunjung dapat melihat segarnya tanaman hijau sayuran kangkung, pengunjung juga dapat melihat sayuran lainnya seperti taoge dan tanaman hidroponik.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan keberadaan kampung kangkung dapat mendongkrak perekonomian daerah, termasuk warga sekitar. "Tidak hanya itu tapi juga menekan angka inflasi kota. Perlahan-lahan akan ditambah kekurangan sehingga masyarakat mau berkunjung kemari," tutur wali kota.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengapresiasi inisiatif yang dilakukan masyarakat bersama pemerintah kota melalui kelurahan.
Lokasi ini akan menambah destinasi wisata edukasi yang ada di Balikpapan yang selama ini mengandalkan hutan mangrove, dan Kebun Raya Balikpapan di km 15. Di ketahui, lahan yang ditanami sayuran kangkung sudah ada sejak puluhan tahun dikembangkan masyarakat sekitar. Masyarakat mempertahankan fungsinya dan menjadi contoh model kampung wisata.
"Masyarakat di sini sangat mendukung sehingga bisa dengan mudah menjadi destinasi wisata. Rumah sekitar sinikan petani kangkung, apalagi kawasan ini banyak fungsi resapan air, dapat mengangkat ekonomi sekitar, juga sebagai destinasi wisata kangkung,” tambah Camat Balikpapan Tengah Edi Gunawan.
Lurah Sumber Rejo Umar Adi mengatakan kampung sayur dan wisata edukasi Kelurahan Sumber Rejo ini bisa jadi pembelajaran bagi pelajar dan mahasiswa sebagai bahan dan lokasi penelitian untuk mengetahui bagaimana cara bercocok tanam dengan baik. “Melalui kampung kangkung yang dijadikan wisata edukasi ini, harapannya masyarakat sekitar bisa mengembangkan lagi lahan kosong yang tidak dipakai menjadi sentra sayuran,” kata Adi.
Adi berharap peresmian kampung kangkung ini menambah semangat petani untuk bercocok tanam di wilayah termasuk mendorong masyarakat terutama generasi muda untuk ikut terjun dalam dunia pertanian minimal bisa diterapkan di sekolah atau pekarangan rumah. “Biasa dari adanya bercocok tanam bisa membuat warga terinspirasi untuk memanfaatkan hasil yang nantinya didapat,” harapnya. (Diskominfo / editor : mt)