Besek Daging Kurban Membangkitkan Industri Anyaman Tradisional

BALIKPAPAN - Wakil Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud meminta masyarakat  menjadikan momen Iduladha lebih mencintai dan bersahabat dengan lingkungan. Cara  bijak dan mengurangi penggunaan kantong plastik termasuk untuk daging kurban.

Bahkan Rahmad menilai pengurangan kantong plastik bisa dilakukan  dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi pemkot Balikpapan telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor  8 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

“Bukan hanya imbau tapi sudah diterapkan dalam aturan larangan penggunaan plastik sangat berbahaya. Pak Kia (kotbah) juga tadi menyampaikan kita harus bersahabat dengan alam, kita hargai ini melalui cara jangan menggunakan plastik dalam pembagian kurban.  Bukan hanya kurban tapi juga aktivitas sehari-hari karena akan merugikan kita,” tandas Wakil Wali Kota usai melaksanakan salat Idul Adha 1440 Hijriyah  di lapangan Merdeka  (11/8/2019).

Tahun ini memang tidak semua panitia kurban dapat melaksanakan himbauan dan aturan pengurangan plastik bagi kantong daging kurban. Namun diharapkan tahun depan seluruh masjid dan mushola agar menggunakan wadah besek atau wadah ramah lingkungan untuk daging kurban atau wadah lain yang lebih ramah lingkungan.

“Harus sudah diingatkan dari tahun kemarin. Kami membagi daging di rumah pakai besek. Ini jauh sebelumnya harus disiapkan. Pakai besek juga hidupkan usaha tradisional anyaman. Home industry bisa terbantu,” imbuhnya.

Dalam pantuan sejumlah masjid, beberapa sudah mulai menerapkan aturan tersebut namun sebagian masih menggunakan plastik biasa.

Seperti di Masjid Agung AT-Taqwa meski masih menggunakan plastik namun diklaim plastik yang digunakan ramah lingkungan. Ketua Panitia Kurban Masjid Agung AT-Taqwa Slamet DJ mengatakan, Masjid Agung AT-Taqwa masih menggunakan plastik, namun tidak 100 persen plastik pada umumnya. Plastik ramah lingkungan jadi pilihan Masjid Agung AT-Taqwa saat membagikan daging kurban.

"Kita memang masih menggunakan plastik. Tapi tidak 100 persen plastik yang biasa, 50 persennya kita gunakan yang ramah lingkungan," kata Slamet DJ, Minggu (11/8/2019).

Dia mengakui sulitnya menemukan wadah besek dan mahalnya harga besek menjadi kendala untuk menerapkan himbauan Wali Kota tersebut. Sehingga pihaknya hanya mampu menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan saja.

"Insyallah lah tahun depan kita coba cari alternatif penggantinya. Ini kan himbauan juga baru. Jadi mohon dimaklumin lah ya," tukasnya. (Diskominfo/ editor:mgm)