Balikpapan Satu-Satunya Kota Peraih Penghargaan Buta Aksara

BALIKPAPAN -Satu lagi kebanggaan masyarakat Kota Balikpapan dengan capaian prestasi yakni Kota Balikpapan, meraih penghargaan Anugerah Aksara Utama dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Penghargaan itu diberikan karena  pemerintah daerah berhasil menurunkan angka buta aksara. Penghargaan diberikan langsung Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan Muhajir Effendy, pada acara peringatan Hari Aksara Internasional ke 54 di Lapangan Karobesi Makassar Sulawesi Selatan, Sabtu (7/9).

Daerah yang meraih penghargaan Anugerah Aksara Utama terdiri dari 7 Kabupaten dan 1 Kota. Yaitu  Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bone, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Balikpapan menjadi satu-satunya penerima penghargaan di tingkat kota

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengungkapkan penghargaan ini cukup bergengsi karena Balikpapan menjadi satu-satunya daerah peraih anugerah tingkat kota.

Angka buta huruf  di Balikpapan semakin kecil. Jika dalam skala nasional tersisa kurang dari 2 persen, Balikpapan di bawah satu persen.

“Anugerah Aksara Utama diberikan kepada daerah-daerah yang berhasil menurunkan angka buta huruf secara signifikan. Kami sudah berkomitmen dan mampu menurunkan buta aksara,” kata Wali Kota, Senin (9/9).

“Program kami berhasil menekan angka buta huruf melalui kejar paket, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)  dan kegiatan belajar non formal dan lainnya,” ujar Wali Kota.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan, Angka Melek Huruf (AMH) pada tahun 2018 mencapai 99,33 persen. Artinya, hanya 0,67 warga yang mengalami buta aksara.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS), angka buta aksara di Indonesia turun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya pada 2017 jumlah penduduk buta aksara di Nusantara mencapai 3,4 juta jiwa. Kemudian pada 2018 turun menjadi 3,29 juta orang atau 1,93 persen dari total populasi penduduk, dan turun lagi menjadi 1,9 juta jiwa. (Diskominfo/ editor:mgm)