Raih Penghargaan Nindya 2019, KPPPA Kunjungi Kota Balikpapan

Balikpapan - Kota Balikpapan pada tahun 2019 meraih penghargaan Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).  Tahun ini Kota Balikpapan meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) tertinggi yaitu kategori Nindya. Sejumlah program yang mendukung diraihnya penghargaan Nindya 2019 adalah komitmen dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan salah satunya menjalankan program Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA).
PUSPAGA adalah program unggulan dari Kementerian PPPA dimana masyarakat bisa menerima layanan konsultasi. “DP3AKB juga memiliki UPTD PPA yang siap mendampingi korban kekerasan baik untuk mediasi hingga jalur hukum,” kata Kepala DP3AKB Kota Balikpapan  Sri Wahyuningsih saat mendampingi kunjungan rombongan Kementerian PPPA dalam rangka KLA Press Trip di Balikpapan selama dua hari (20-21 September). Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih menjelaskan program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak telah menyentuh hingga tingkat Rukun Tetangga (RT).
Saat ini terdapat 1.673 seksi PPA yang semuanya adalah orang-orang yang peduli dengan upaya pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Upaya pencegahan yang lain juga dilakukan melalui publikasi keberadaan PUSPAGA dan UPTD PPA kepada masyarakat. Meski meraih penghargaan kategori Nindya, Sri wahyuningsih menekankan Balikpapan masih menuju KLA. Sebab ia berpandangan tidak ada daerah di Indonesia yang murni menjadi layak anak.
“Kita ini menuju layak anak. Harus ada kata menuju. Tidak ada yang layak anak di Indonesia ini. Tetapi kita terus berupaya tekan agar tidak ada lagi kasus kekerasan perempuan dan anak di Balikpapan,” ujar Sri Wahyuningsih. Lebih lanjut ia mengatakan, DP3AKB bersama dengan Psikolog dari HIMPSI melakukan penyuluhan dengan nama LAUTAN (poLA pengUaTan pengasuhAN) RT. Penyuluhan dengan LAUTAN RT merupakan penyuluhan dengan poLa penguatan pengasuhan anak dan remaja dari RT ke RT.  Pada program ini, peserta juga diberi pemahaman terkait delapan fungsi keluarga. “Target sasaran para keluarga yang ada pada wilayah yang sudah ditargetkan. Bicara tentang bagaimana orang tua memiliki peran utama dalam melindungi anak anaknya. Anak-anak ini menjadi aset yang berguna di masa yang akan datang dengan pemahaman pola pengasuhan yang baik kepada anak,” ujarnya lagi.

“Kita juga sedang sosialisasi program bernama Lautan RT. Program ini berupa penyuluhan perlindungan anak dengan pola pengasuhan  anak. Kami turun langsung ke RT-RT,”kata Sri Wahyuningsih menambahkan. Saat kunjungan ke Balikpapan, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan Keluarga dan Lingkungan, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Rohika Kurniadi mengatakan, kunjungannya ke Balikpapan dalam rangka percepatan KLA dengan meninjau langsung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perlindungan anak di Balikpapan. Rohika mengatakan KLA menjalankan pembangunan pemenuhan hak-hak anak dari kekerasan dan diskriminasi. “Keluarga perlu didampingi agar orangtua memberlakukan anak sesuai undang-undang perlindungan anak. Kedepan kita akan programkan untuk membentuk keluarga pelopor pengasuhan,” ujarnya.

Rohika mengakui bahwa anak- anak yang menjadi korban kekerasan adalah dilakukan oleh orang terdekat. Hal ini lah yang harus di intervensi dengan penguatan fungsi pencegahannya. Kemajuan teknologi dan tayangan kekerasan pada media visual, juga menjadi pemicu tingginya kasus kekerasan terhadap anak.
Rohika mengatakan pemerintah pusat berupaya menindak pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak. Bahkan untuk menimbulkan efek jera, pelaku tersebut bukan lagi disebut pelaku kekerasan, melainkan pelaku kejahatan. “Makanya undang-undang yang baru, hukuman kebiri menjadi usaha negara memotong mata rantai tersebut. Terhadap anak itu bukan lagi kekerasa, tetapi sudah kejahatan,” tukas Rohika. Dalam media trip selama dua hari ini, pada hari Jumat rombongan media bersama tim Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI  selain mengunjugi SD Kemala Bhayangkara sekolah ramah anak juga mendatangi Puspayoga, RUSD Balikpapan, Yayasan Sekata (penangan anak yang terlibat narkoba), Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Tamariska dan kantor UPTD PPA DPP3KB Balikpapan. Pada hari kedua, Minggu (21/9) kunjungan  media bersam tim KPPPA meninjau SDN 003 Balikpapan Kota, Puskesmas Baru Tengah, Taman 3 Generasi dan Taman Cerdas (pusat kreatifitas anak) dan ke Lautan RT. (Diskominfo : editor /mt)