Wali Kota Balikpapan Tinjau Lokasi Rawan Karhutla

Balikpapan - Wali kota Balikpapan Rizal effendi mengapresiasi kerja tim penanggulangan bencana kebakaran Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) yang melakukan kerja 24 jam dan memastikan titik api tidak merembet ke kawasan lain di HLSW. Hal ini disampaikan wali kota Rizal Effendi setelah  mendapatkan paparan dari Manager Pronatura Agusdin di Pos Penanggulangan Karhutla HLSW, Sabtu (21/09).

Kunjungan wali kota bersama Kapolres AKBP Wiwin Firta, Danlanal Kolonel Wahyu Cahyono didampingi pejabat dan staf dari perangkat daerah terkait menggunakan motor trail dalam rangka peninjauan kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan yang sedang marak terjadi karena musim kemarau panjang salah satunya di HLSW. “Kita lihat langsung kondisi hutan lindung sungai Wain. Kita senang dengan teman-teman di sini dari KPH maupun LSM itu yang menjaga karena inikan daerah tangkapan air kita ada 10 ribu hektar,” jelas wali kota Rizal Effendi.

Menurut wali kota Rizal Effendi, kebakaran hutan dan lahan di kawasan HLSW ini harus tetap diwaspadai oleh semua pihak termasuk tim di sini meskipun alat yang digunakan sederhana. “Tapi ini bisa diantisipasi. Tadi sudah dijelaskan tidak ada titik api dari kebakaran sekarang kecuali yang bekas 2015 ada tiga titik api itu dari batu bara. Jadi sementara ini sungai wain cukup aman,” ujarnya.

Namun wali kota mengingatkan semua pihak tetap mengantisipasi bersama masyarakat, pemerintah, Pertamina dan tim HLSW. Terkait peralatan yang sederhana ini wali kota menyatakan kemungkinan akan membantu terutama keberadaan bentuk pemadaman portable yang ditempatkan di punggung. Selain itu mereka juga menyimpan air di tandon yang ditempatkan dititik tertentu. “Karena sulit membawa air ini jauh sekali dan mereka membawa air pakai jeriken. Nanti kita lihat apakah diadakan 5 atau 10 kita lihat ya,” tukasnya. Tahun ini luasan kawasan hutan dan lahan yang terbakar disekitar Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) maupun Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM)  

menurun dari tahun-tahun sebelumnya yakni  sekitar 20 hektar dengan enam jumlah titik api.
Agusdin  mengatakan tahun ini ada sekitar 20 hektar yang terbakar dengan enam jumlah titik api. Luasan titik  api  ada yang 500 meter sampai satu kilometer. “Dan tiga api di DAS (Daerah Air Sungai) Manggar yang kini masih terus dipantau. Tahun 2015 itu dari titik api yang terbakar ada sekitar 800 hektare. Tahun ini hanya 20 hektare dari 6 titik,” ungkapnya. Dia mengatakan, untuk pemadamannya pemerhati lingkungan dan masyarakat sekitar menggunakan pompa punggung. Hanya saja jumlah pompa punggung yang dimiliki masih sangat terbatas. Sehingga masih mengalami kesulitan dalam melakukan pemadaman. “Pemadaman langsung dilakukan tim regu yang turun langsung menggunakan pompa punggung. Pompa punggung bisa menampung air 18 liter dengan jangkauan 4 meter. Pompa punggung sangat efektif memadamkan api di hutan,” bebernya. Karena terbatasnya peralatan pemadaman, dia meminta bantuan Pemerintah Kota Balikpapan, pompa punggung dan tandon portable. Karena sangat luas areal HLSW maupun HLSM, hingga membutuhkan peralatan pemadaman yang memadai. “Memang sedikit hanya ada 9 pompa punggung, butuh tandon portable juga yang bisa dibawa kemana-mana,” tukasnya. (Diskominfo / editor :mt)