BALIKPAPAN --- Meski hujan turun dalam dua hari terakhir dengan intensitas sedang namun ketinggian air di Waduk Manggar belum bertambah. Level air masih pada 9,03 meter pada Rabu ini (25/9).
Persoalan air di waduk Manggar dibahas oleh jajaran PDAM bersama Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi di kantor PDAM, Rabu pagi (25/9).
Direktur Utama PDAM Tirta Manggar Balikpapan, Haidir Effendi mengatakan ketinggian air menyentuh angka terendah 9,03 meter. Menurutnya hujan yang turun hari ini belum berpengaruh pada tampungan air meski hujan turun cukup merata. “Pekan lalu level Waduk Manggar ada di angka 9,6 meter. Tapi pagi turun hingga 9,03 meter,” ujar Haidir.
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, yang melakukan pertemuan mendadak dengan para direksi perusahaan pengolah air bersih itu, meminta agar PDAM untuk memperhatikan pasokan air di wilayah terdampak parah akibat kemarau seperti wilayah Balikpapan barat dan selatan. Wali Kota Balikpapan mengaku mendapat keluhan dari warga yang banyak tinggal di daerah tersebut. “Karena saya mendapat banyak keluhan, daerah itu mengalami kesulitan (mendapat pasokan air)," tandasnya.
Menyikapi ini, PDAM Balikpapan akan mengoperasikan 20 kendaraan tangki air guna menyuplai kebutuhan warga. Khususnya warga di Kecamatan Balikpapan Barat dan Kecamatan Balikpapan Selatan. Tangki air itu terdiri dari 8 unit milik PDAM dan sisanya bantuan dari Dinas Perumahan dan Permukiman serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Menurut Wali Kota Balikpapan kendaraan itu akan dioperasikan secara khusus melayani masyarakat di daerah paling membutuhkan air bersih, yakni di Balikpapan Barat. Bahkan dari laporan masih ada 300 pelanggan menunggu layanan tangki antara satu sampai dua Minggu. “Hari ini, atau paling lambat besok, akan dilayani, sehingga warga bisa mendapatkan air bersih," ujarnya.
Dirut PDAM Haidir Effendi kembali menjelaskan sulitnya pelanggan di Balikpapan Barat mendapatkan air karena jumlah pemakaian air di Balikpapan Barat meningkat, sehingga aliran air tidak bisa menyuplai ke wilayah tinggi. Apalagi keberadaan reservoir kurang mampu mendorong air ke perbukitan. “Belum lagi ada pipa distribusi yang bocor dan booster yang tak efektif. Gangguan itu coba kami atasi, simultan dengan distribusi air dengan tangki," ujarnya.
Dia menyebutkan dari 300 warga yang mengantre air bersih di wilayah Balikpapan Barat, sebagian sudah dilayani melalui sistem perpipaan. Daerah terparah ada di daerah Sidodadi, Askit, Gunung Bugis. "Daerah yang masih sulit umumnya ada di ketinggian, seperti Sidodadi, Askit dan Gunung Bugis. Kalau wilayah Selatan sampai kemarin daerah Prona 3," ungkapnya.
Saat ini kapasitas tangki yang dimiliki PDAM Balikpapan berkisar antara 3-5 kubik. Harga jual air bersih Rp 10 ribu perkubik yang diambil dari pos pengisian tangki Jalan MT Haryono. Hanya saja harga jual air tangki PDAM oleh pihak swasta bisa mencapai Rp 100 ribu. Ini disebabkan biaya pengantaran yang disesuaikan dengan jarak pengiriman. "Saya berharap pemerintah bisa menetapkan harga eceran tertinggi, sehingga tidak ada yang melebihi ketentuan," harap Haidir.
Belum lagi kemampuan tim distribusi tangki air PDAM sangat terbatas. Dalam satu hari, rata rata kemampuan mengantar 5 kali. “Dengan tambahan armada dari Disperkim dan BPBD, PDAM bisa memenuhi 100 permintaan dalam sehari,” katanya. (diskominfo/edit:nn)