BALIKPAPAN - Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan KLHK melaksanakan audiensi dengan Wali Kota Balikpapan, Perangkat Daerah, dan perwakilan masyarakat Kota Balikpapan pada Kamis (16/10/2019). Audiensi dilaksanakan untuk membahas kiat pengendalian banjir di kota Balikpapan melalui pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan metode Tampung, Resap, Alir dan Pelihara (TRAP).
Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengatakan dalam penangana banjir akan dibentuk Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Balikpapan. Dalam program ini pemerintah akan melaksanakan sosialisasi program pengendalian banjir, salah satunya adalah gerakan menampung air hujan.
"Kita membentuk yang namanya gerakan menampung air hujan. Negara maju itu penampungan air hujan luar biasa. Kenapa kita tidak seperti itu. Apalagi kita sebagai penyangga nanti kebutuhan air bersih kebutuhan air nanti akan meningkat," kata Wawali Rahmad saat ditemui wartawan di sela acara.
Wakil Wali Kota mengatakan pemerintah kota telah menginstruksikan kelurahan, camat, dan instansi untuk membuat gerakan menampung air hujan. Pengembang perumahan juga akan diwajibkan membuat tangki penampungan air minimal berkapasitas lima kubik pada masing-masing rumah.
Sementara itu potensi air hujan di Balikpapan cukup besar, yaitu 2600 mili liter per tahun. Sedangkan kadar pH air hujan di Balikpapan sebesar 75 persen sehingga dipastikan airnya laik untuk dikonsumsi.
"Kedepan kita mungkin akan membuat perwali bahwa setiap perumahan properti pengembang di wajibkan dia membangun penampungan air di bawah rumah, minimal lima kubik. Segera setelah ini saya akan laporkan juga sama pak wali bersama dengan dinas terkait kita buat itu secepatnya," ujarnya.
"Pengendalian banjir di Balikpapan butuh solusi agar kota ini tetap indah dan nyaman untuk dihuni. Di rumah pribadi saya juga sudah buat itu sebanyak 10 ribu liter untuk tampung air hujan," ujarnya menambahkan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Suryanto mendukung usulan Wakil Wali Kota dengan gerakan tampung air hujan untuk meminimalisir genangan air ketika turun hujan.
Suryanto mengatakan di Balikpapan sudah ada dua usaha yang menerapkan metode TRAP untuk mengendalikan banjir.
"Balikpapan yang sudah mengendalikan banjir menggunakan metode TRAP adalah Living Plaza dan Hotel Platinum. Jadi ketika hujan, air ditampung. Setelah reda, secara perlahan dialirkan ke drainase," kota Suryanto menjelaskan.
Suryanto berharap agar setiap rumah inisiatif membangun tangki penampungan air bawah tanah. Sehingga ketika PDAM mengalami gangguan distribusi, kebutuhan air bersih tetap terpenuhi.
"Jadi bagaimana simpan kelebihan air menjadi cadangan air dikemudian hari," kata Suryanto. (Diskominfo/ editor:mgm)