BALIKPAPAN --- Pemerintah Kota Balikpapan membeli delapan unit ambulan dan dua mobil jenazah untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas.
Alokasi anggaran pembelian kendaraan operasional itu diambil dari APBD Perubahan 2019.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan pembelian kendaraan operasional untuk memperbarui armada dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
“Kita melalui APBD Perubahan ada 8 ambulan baru dan perbaiki mobil ambulan kita yang sebagian sudah lama, nanti ada 8 ambulan baru . Ada 2 mobil jenasah baru akan kita operasikan segera. Sebagian di tempatkan di puskesmas, ada juga yang di tempatkan di pelayanan 119 yang kita operasikan seperti itu,” kata Wali Kota usai upacara Hari Kesehatan Nasional, Senin (25/11).
Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya melengkapi fasilitas kesehatan khususnya di puskesmas. Termasuk juga meningkatkan standar dan mutu pelayanan sehingga tak dikeluhkan masyarakat.
“Tentu di satu pihak upaya-upaya kesehatan kita cukup efektif, mutu dari pusat-pusat pelayanan kesehatan kita membaik misalnya akreditasinya,” tandasnya.
"Tapi tentu kita harus elalu gelorakan germas, karena ada kecenderungan penyakit tidak menular selalu naik. Diabetes, jantung, stroke dan sebagainya. Itu juga berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan masyarakat,”lanjutnya.
Namun Wali Kota berharap, puskesmas juga harus melakukan upaya-upaya preventif dan promotif agar warga Kota Balikpapan sehat dan tidak harus mengeluarkan biaya kesehatan.
“Puskesmas juga akan kita upayakan preventif dan promotif karena dia puskesmas tidak sekadar memberikan perawatan tapi harusnya preventif dan promotifnya lebih menonjol,” tandasnya.
“Supaya masyarakat sehat, Jadi tidak banyak yang berobat sehingga biaya skesehatannya bisa ditekan dan BPJSnya tidak defisit seperti sekarang.” katanya.
Wali Kota menambahkan, tahun ini sesuai dengan instruksi Presiden, kasus pencegahan dan penanganan kasus stunting menjadi fokus utama. Apalagi pada 2018 angka stunting di Kota Balikpapan mencapai 3.200-an kasus. Meski saat ini turun dratis.
“Sesuai dengan perintah presiden yang pertama adalah stunting penyakit anak mulai dari mengandung itu yang bahaya. Karena kalau cedenderuing stunting maka anaknya tidak cerdas , anaknya pasti banyak masalah kesehatan . Jadi pusat perhatian kita adalah stunting,” tutupnya. (Diskominfo/ editor:mgm)