BALIKPAPAN-Tim Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan melaksanakan High Level Meeting (HLM) TPID Kota Balikpapan melalui virtual meeting dengan tema Evaluasi Inflasi Semester I 2020 dan Strategi Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan pada Semester II 2020.
HLM TPID Kota Balikpapan dipimpin langsung oleh Walikota Balikpapan, HM Rizal Effendi selaku Ketua TPID Kota Balikpapan dan dihadiri oleh seluruh anggota TPID Kota Balikpapan termasuk Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto yang juga selaku salah satu narasumber.
Dalam arahannya, Ketua TPID Kota Balikpapan, HM Rizal Effendi menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan hal penting yang perlu dijaga dan menjadi prioritas di tengah pandemi COVID-19.
"Adanya pandemi COVID-19 dapat berdampak terhadap kelancaran distribusi dan produksi barang terutama bahan pangan dengan penerapan kebijakan pembatasan sosial. Hal ini penting mengingat lebih dari 90% kebutuhan pangan pokok masyarakat Kota Balikpapan masih mengandalkan supply dari daerah lain, misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah sehingga perlu dilakukan langkah-langkah strategis dan inovatif untuk menjaga ketahanan pangan Kota Balikpapan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto menyampaikan informasi mengenai perkembangan inflasi di Kota Balikpapan pada Juni 2020 yang tercatat sebesar 0,28% (mtm) atau 1,16% (yoy). Sedangkan secara kumulatif angka inflasi dari Januari hingga Juni 2020 tercatat sebesar 1,16% (ytd), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Kalimantan Timur (0,85%) maupun inflasi nasional (1,09%).
Beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika inflasi pada triwulan II-2020 diantaranya kebijakan terkait angkutan udara dan faktor seasonal yaitu Ramadhan dan Lebaran. Selain itu, dampak kenaikan harga emas perhiasan sebagai pengaruh dari kenaikan harga emas di pasar internasional dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Namun demikian, adanya wabah pandemi COVID-19 turut mempengaruhi penurunan konsumsi masyarakat yang berdampak terhadap rendahnya inflasi sepanjang triwulan II 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara rata-rata inflasi yang terjadi pada triwulan II 2020 masih lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2020. Hal ini didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara dan adanya gangguan pasokan komoditas bahan makanan seperti bawang merah, daging ayam ras, dan sayur-sayuran.
Lebih lanjut disampaikan bahwa pengendalian inflasi di Kota Balikpapan menghadapi tantangan yang tidak ringan mengingat adanya kendala yang bersifat struktural seperti terbatasnya lahan pertanian yang menyebabkan ketergantungan pasokan dari daerah lain.
Di sisi lain tantangan non struktural seperti masih minimnya kuantitas dan kualitas data terkait pangan ditambah wabah pandemi COVID-19, menyebabkan terjadinya ketidakpastian harga sejumlah komoditas. (Diskominfo/editor:mgm)