Embarkasi Haji Batal Lokasi Isolasi Pasien Covid-19

BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan membatalkan sementara penggunaan embarkasi asrama haji di Batakan, sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga terpapar virus Covid 19. Pembatalan penggunaan asrama ini, dikarenakan belum adanya kesepakatan antara warga sekitar dengan pemkot akan penggunaan asrama haji tersebut. Warga menolak asrama haji dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga Balikpapan yang terpapar virus Covid 19, sebab dampak virus dikhawatirkan akan meluas sampai dipemukiman warga.

" Saya pastikan, dan Demi Allah! Tidak ada niat kita mengirim penyakit ke Balikpapan Timur. " ujar Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, saat menjawab pertanyaan warga sekitar di Aula Embarkasi Asrama Haji Batakan, Jumat (7/8).

Wali Kota menjelaskan, pihaknya bisa saja membiarkan warga yang terpapar virus Covid 19 ini. Mengingat peraturan menteri kesehatan yang terbaru, hanya mengatur penanganan pasien COVID-19 dengan kondisi berat, atau karena ada penyakit penyerta yang dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, bagi warga teridentifikasi positif dengan kondisi ringan, hanya perlu dirawat di rumah masing-masing.

" Adanya permenkes itu, apakah efektif. Sehingga atas dasar inisiatif pemkot itu, kami mengupayakan mencari tempat isolasi mandiri yang diawasi oleh tenaga medis," tegasnya.

Wali Kota mengaku, wisma yang dikelola pemkot memang tidak selalu penuh. Namun dirinya juga tidak menyebut jumlahnya secara spesifik. Karena jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dikarantina selalu berubah setiap harinya. Sehingga sampai saat ini masih tersedia kamar kosong.

Kendati demikian, pemerintah harus mewaspadai dan mencari tempat rujukan guna untuk mengantisipasi lonjakan jumlah warga yang positif dengan gejala ringan.

"Kami mengakui, selama ini kurang berkomunikasi dengan masyarakat sekitar kurang begitu intens, sehingga ada sebagian warga yang belum paham mengenai rencana penggunaan embarkasi untuk menampung pasien isolasi mandiri," katanya.

Wali Kota menambahkan, apabila embarkasi haji digunakan untuk isolasi mandiri, dipastikan keamanan pasien, serta karyawan embarkasi yang jumlahnya sekitar 50 orang aman dari bahaya penularan.

"Insya allah, kami memastikan draf SOP. Karena, tren OTG cepat sembuhnya, paling tiga hari sampai seminggu sudah bisa keluar," ungkapnya. (Diskominfo/ editor mgm)