BALIKPAPAN - Angka kasus Covid-19 di Kota Balikpapan yang tinggi kian menghawatirkan. Ini memaksa Kota Balikpapan untuk menyiapkan lebih banyak rumah sakit rujukan. Jika sebelumnya ada sembilan rumah sakit rujukan Covid-19, kini jumlahnya bertambah menjadi 11 rumah sakit.
"Dari awalnya sembilan rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, kini bertambah jadi 11. Karena kita juga manfaatkan RS Dhomber milik Angkatan Udara, juga RS Medika Utama di Manggar," sebut Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dalam rilis perkembangan penanganan Covid-19 di Kantor Pemerintah Kota Balikpapan, Selasa (19/1/21).
Jumlah total tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid-19 kini menjadi 459 tempat tidur. Namun 423 diantaranya sudah terisi sehingga tersisa 35 tempat tidur. Sedangkan ICU yang jumlahnya 37 tempat tidur sudah terisi 33 tempat tidur dan tersisa 4 tidur untuk anak.
Menurut Wali Kota, kondisi ini mengharuskan pihaknya memperketat lagi pengawasan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Seperti itu kondisi rumah sakit kita. Makanya dua rumah sakit kami minta merawat pasien Covid-19 juga," ujar Wali Kota.
Berdasarkan merilis pada Selasa (19/1/21), terdapat penambahan 202 kasus terkonfirmasi positif. Jumlah ini sangat besar dan merupakan rekor kasus per hari tertinggi di Balikpapan.
Wali Kota menambahkan, peningkatan kasus ini sangat besar. Dengan ini total kumulatif kasus Covid-19 Balikpapan menjadi 8.139 kasus.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, kasus positif masih di dominasi usia muda. Bahkan 70 persen diantaranya merupakan pasien berusia di bawah 40 tahun dengan gejala alias suspek dan orang tanpa gejala (OTG).
Selain itu, 13 persen kasus terkonfirmasi positif diantaranya berasal dari KTP Luar Daerah. Kasus aktif hari ini juga mengalami kenaikan, 19,25 persen dari sebelum Walikota menetapkan PPKM.
"Kasus sembuh 76 persen, masih di bawah standar nasional yakni 80 persen. Sedangkan, kasus meninggal dunia, 3,9 persen. Turun karena memang pembanding jumlah positifnya naik," tandasnya. (diskominfo/ ahc/editor:mgm)