BALIKPAPAN - Angka kasus positif Covid-19 Kota Balikpapan menurun cukup signifikan. Per 8 Maret ini kasus baru di Kota Balikpapan bertambah 33 orang. Sementara untuk pasien sembuh dan selesai isolasi mandiri ada 93 orang, meninggal dunia 2 orang.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyampaikan, penurunan ini cukup signifikan. Kendati belum ada analisa secara pasti penyebab turunnya angka kasus, namun diperkirakan kasus mulai melandai pasca Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), terutama skala mikro.
"Hari ini cukup mengagetkan karena yang terkonfirmasi positif hanya 33 orang. Nanti penjelasannya akan disampaikan dokter Dio," ungkap Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pada rilis kasus terbaru Covid-19 Kota Balikpapan kepada awak media, Senin (8/3/21) di depan Kantor Pemerintah Kota Balikpapan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan, Andi Sri Juliarty menjelaskan, sebenarnya ada 14 orang yang datanya tersimpan dan belum bisa dikonfirmasi.
"Tapi biasanya yang tersimpan sampai puluhan bahkan ratusan. Ini saya bertanya juga pada tim surveilans, memang secara keseluruhan ada penurunan kasus di Kota Balikpapan," beber Dio, sapaannya.
Dari jumlah total ini, ada 17 kasus yang memiliki riwayat bergejala, 3 kasus kontak tempat kerja, 9 kasus perluasan tracing, dan 4 kasus orang tanpa gejala.
"Ada dua kasus meninggal dunia, laki-laki usia 44 tahun dan perempuan berusia 36 tahun. Kedua orang ini termasuk usia muda," terang Dio.
Ia menambahkan, untuk penurunan kasus ini ada bisa jadi keterkaitannya dengan PPKM skala mikro. Karena pasca PPKM yang fokus di tingkat RT ini, sudah tidak ada lagi zona oranye dan zona merah di seluruh RT se Balikpapan.
"Jadi yang masih ada zona kuning. PPKM mikro sudah berjalan sekitar tiga mingguan, masa inkubasi 14 hari, sama juga dampak vaksin kami belum bisa memastikan karena masih baru. Lebih memungkinkan penurunan karena berjalannya PPKM di Balikpapan," bebernya.
Ditambahkan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Zulkifli, sampai saat ini untuk zonasi di tingkat RT pasca penerapan PPKM Mikro pekan kedua tanggal 28 sampai 13 Maret, sudah tidak ada zona oranye di Balikpapan.
"Jadi clear tidak ada zona oranye dan merah. Untuk zona kuning masih ada 551 RT. Untuk zona hijau ada 1.133 RT," sebutnya.
Sebelumnya ada satu RT yang berstatus zona oranye, kini telah turun di zona kuning. Sementara untuk RT lain berstatus zona hijau. Itu artinya tidak ada lagi kasus di wilayah tersebut. Ini menunjukkan efektivitas PPKM mikro.
PPKM skala mikro ini menggunakan cara kerja deteksi dini terhadap warga yang terkonfirmasi positif. Dengan begitu segera diketahui siapa saja warga terpapar. "Setelah diketahui, penularan bisa ditekan sedemikian rupa," jelas Zulkifli.
Dengan pengawasan di tingkat RT dapat diketahui proses karantina orang terkonfirmasi positif. Baik isolasi tersebut dilakukan di wisma, embarkasi atau pun di rumah. Terlebih ada kesadaran untuk tracing. RT langsung melapor puskesmas dan penanganan bisa segera dilakukan.
"Penanganan semacam ini yang diperlukan untuk mempercepat penanganan kasus terutama jika diketahui ada yang terpapar. Alhamdulillah tiga pekan, jalan empat pekan ini kita menunjukkan hal yang baik," katanya.
Ia pun menyebut, ini berpengaruh terhadap keterisian ruang perawatan Covid-19 di beberapa rumah sakit rujukan. Untuk diketahui, dari total 523 unit, 276 terisi. Sehingga tersisa 247 tempat tidur atau sekira 50 persen. Untuk ICU, dari total 42 tempat tidur terisi 31. Saat ini ada 10 tempat tidur di ICU yang kosong. (diskominfo/ cha/editor:mgm)