BALIKPAPAN - Satgas Covid-19 Kota Balikpapan menyatakan secara resmi, bahwa kasus di Kota Beriman memang mengalami penurunan. Pekan ini, penurunan terjadi hampir 50 persen. Jika biasanya kasus bisa tembus seratus lebih, belakangan angka kasus berada di kisaran 60 orang per hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, ini adalah kabar baik bagi penanganan Covid-19 selama ini. "Apalagi keterisian tempat tidur perawatan Covid-19 juga turun drastis. Angka meninggal pun turun 50 persen," sebutnya.
Untuk diketahui, angka keterisian tempat tidur perawatan COVID-19 per 15 Maret yakni mencapai 224 unit yang terisi dari total 523 unit, sehingga tersisa 299 unit. Untuk ICU, terisi 32 unit dari totak 42 unit, jadi tersisa 10 unit.
Menurutnya tak hanya PPKM skala Mikro saja yang dianggap memberi andil dalam penurunan kasus. Ini merupakan variasi dari sejumlah kebijakan, termasuk vaksinasi yang mulai berjalan.
Turunnya angka kasus tak lantas membuat kelonggaran dalam pelaksanaan PPKM Mikro. Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, menyebut, kewaspadaan harus terus dilakukan. Pasalnya virus corona belakangan juga telah bermutasi jadi lebih kuat.
"Apalagi varian baru bermunculan. Harus waspada. Ada mutasi virus B117 dan N349k yang penularannya lebih cepat. Makanya PPKM Tetap harus dijalankan walau memang ada beberapa kelonggaran. Karena masih memungkinkan terjadi hal di luar perkiraan," terang Dio.
Sampai kini pola pencegahan terus dilakukan di seluruh daerah maupun dunia. Balikpapan sudah memasuki pekan keempat penerapan PPKM berbasis RT ini. Nyatanya angka penularan jauh turun karena penanganan cepat dilaksanakan sejak dari tingkat RT.
Dari data Bagian Penegakkan Satgas COVID-19 Kota Balikpapan, dari 1684 RT se Balikpapan ada 1.202 yang berstatus zona hijau. Ini meningkat sebelumnya 1.133 RT. Zona Kuning ada 481 RT, turun dari pekan lalu 581 RT.
Zona oranye sebenarnya sudah tidak ada, namun kemudian ada penambahan satu RT. Namun bukan karena ada penambahan kasus baru di satu rumah, tapi lantaran warga yang terkonfirmasi positif ber-KTP di RT tersebut.
"Padahal dia tinggal di wilayah lain. Jadi memang data KTP, tempat tinggal dan tempat dirawat berbeda. Jadi harusnya tidak ada zona oranye," imbuhnya.
Dio menambahkan, soal penurunan kasus ini memang sesuai dengan keadaan di lapangan. Karena nyatanya jumlah testing jauh meningkat, yakni mencapai 7000-an pekan ini. Namun temuan terkonfirmasi positif jauh menurun.
"Jadi bukan fenomena gunung es. Kasus memang menurun. Ini sesuai strategi yang dilaksanakan, juga kombinasi penguatan lapangan. Di bidang pelayanan kesehatan serta pengobatan juga terus ditingkatkan. Bahkan dilakukan penambahan ICU dan tempat perawatan," sebut Dio.
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi juga mengatakan, hulu ke hilir sama-sama memperkuat. Kebijakan Indonesia bahkan dunia juga memiliki andil dalam penurunan kasus.
"Apalagi Balikpapan kota terbuka. Orang bisa keluar masuk tiap saat. Jika yang masuk aman, maka maka kota ini aman juga," ungkapnya.
Kendati begitu wali kota juga mengingatkan kembali pada perusahaan, karena kluster ini masih cukup banyak. Dalam penerapan PPKM Mikro ini Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) bersama Dinkes terus memantau angka kasus di perusahaan-perusahaan.
"Tapi saat ini lebih banyak kasus orang tanpa gejala dari pada yang dirawat di rumah sakit. Kelihatan di sejumlah rumah sakit rujukan perusahaan seperti RS Pertamina Balikpapan dan Siloam Hospital Balikpapan, angka keterisian tempat tidur menurun," beber Rizal.
Perusahaan diawasi secara ketat, jika ada dua kasus saja, maka langsung akan diberi surat oleh Satgas COVID-19. Wali Kota bersama Disnaker lalu menindaklanjuti dengan meninjau perusahaan tersebut. "Besok ada tiga perusahaan," katanya.
Tim Disnaker dan Dinkes mengawasi kasus di perusahaan, sementara Satpol PP juga terus melaksanakan pengawasan di masyarakat. Termasuk gelaran acara atau kegiatan seperti pernikahan dan warung atau kafe. (diskominfo/ cha/editor:mgm)