BALIKPAPAN - Vaksinasi massal kedua untuk petugas pelayanan publik berlanjut, hari Selasa (16/3/21) ini giliran 500 guru yang menjadi sasaran vaksinasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan. Vaksinasi ini dilaksanakan di BSSC Dome, Balikpapan Selatan.
Kabid Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendali Penyakit, Ahmad Jais berharap, para guru yang telah disuntik dosis pertama hadir di penyuntikan kedua ini.
"Kegiatan hari ini dimulai pagi hingga sore sekitar pukul 16.00 Wita. Masih ada target 250 guru lagi yang nanti vaksinnya akan kita laksanakan bersamaan dengan atlet," terang Jais.
Sementara, Sekretaris Dinkes Alwiyati menjelaskan, vaksin kedua tenaga pendidik ini menyasar 750 orang yang pelaksanaannya dibagi dalam dua hari.
"Hari ini 500 orang, kemudian 250 orang harusnya Rabu, ditunda Kamis (18/3/21). Karena yang Rabu sudah ditetapkan sebagai Hari (Vaksinasi ) Lansia. Jadi besok khusus vaksinasi lansia," terangnya.
Vaksin sebanyak 250 orang ini akan bersamaan dengan vaksin atlet. Alwiyati menjelaskan, sasaran guru ini ditentukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Guru yang diutamakan adalah guru SD dan SMP yang berada di bawah Disdikbud Kota.
"Termasuk rekan-rekan Disdikbud yang kontak langsung dengan guru-guru ini. Apalagi banyak dari Disdikbud terpapar beberapa waktu lalu," terangnya.
Diakuinya belum semua guru bisa divaksin saat ini karena ketersediaan vaksin terbatas. "Ada kira-kira 10 ribuan guru dan kita harus melakukan vaksin secara bertahap," terangnya.
Salah seorang penerima vakain, Saniyah (49), guru SDN 003 Balikpapan Tengah mengatakan dirinya telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin.
"Efek yang saya rasakan setelah vaksin biasa saja ya. Karena kita juga harus bawa enjoy. Supaya tekanan tidak tinggi. Setelah vaksin pertama mungkin efek samping pusing atau mual tapi sebentar saja. Hari berikutnya normal seperti biasa," jelasnya.
Menurutnya di vaksin kedua ini dia juga tak merasakan efek buruk. Makanya ia berharap semua guru di Balikpapan atau pun Indonesia harus mendapat vaksinasi Covid-19.
"Supaya tahun depan kita bisa mengajar normal. Belajar tatap muka bisa dilaksanakan lagi. Tidak perlu waswas dalam mendidik anak-anak," ungkapnya. (diskominfo/ cha/editor:mgm)