BALIKPAPAN - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Kota Balikpapan dianggap efektif menurunkan kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Nyatanya selama beberapa hari ini angka kasus jauh berkurang.
Wali Kota Balikpapan kembali melakukan supervisi dan monitoring terhadap pelaksanaan di tingkat RT. Pada Rabu (17/3/21) ini supervisi dilaksanakan di RT 47 dan 43, Kelurahan Sumber Rejo, Balikpapan Tengah.
Usai meninjau dua RT ini, rupanya ada cara dalam penanganan pasien positif oleh satgas setempat berbeda dengan Kelurahan lain. Ia mengatakan jika biasanya rumah isolasi digunakan untuk pasien positif, maka di kelurahan ini konsepnya adalah rumah singgah.
Yakni jika ada kasus terkonfirmasi positif, kontak erat yang sudah dinyatakan negatif bisa isolasi di rumah singgah sambil memenuhi kebutuhan pasien terpapar.
Sementara pasien terpapar diminta melakukan isolasi di Embarkasi, wisma, RS rujukan atau di rumah pribadi. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi melihat, warga dan satgas di kawasan ini cukup peduli dengan warga yang terpapar.
Wali Kota Rizal Effendi menjelaskan, PPKM Mikro sejauh ini dapat berjalan baik di Kota Balikpapan. Sampai kini yang masih jadi kendala, misalnya pemahaman masyarakat.
"Tentu edukasi terpenting. Bagaimana mengingatkan agar masyarakat selalu ingat protokol kesehatannya. Itu tak gampang. Melalui PPKM Mikro ini semua bisa saling mengingatkan," ungkapnya.
Pemahaman untuk bahu membahu ini yang perlu ditampilkan. Dari kunjungan di dua RT hari ini Rizal juga mengetahui, di sejumlah RT telah menerapkan PPKM Mikro dengan sangat baik. "Kalau di sini bahkan sudah zona hijau semua," katanya.
Ditambahkan Lurah Sumber Rejo, Umar Adi, di dua lokasi yang ditinjau memang memang memanfaatkan poskamling sebagai posko PPKM Mikro, namun ada juga yang gunakan rumah Ketua RT, indekost milik RT, rumah Ketua RT, indekost milik warga, ada pula disiapkan gereja, serta posyandu.
"Kami melihat situasi lapangan masyarakat. Kalau satgas, dari 59 RT semua sudah memiliki tim satgas. Tapi kalau rumah singgah sekitar 70 sampai 80 persen," sebutnya.
Sisanya pihaknya masih melakukan pendekatan terus menerus. Karena untuk menyampaikan pada warga tidak bisa melalui pertemuan yang bisa mengakibatkan kerumunan. Sehingga Lurah yang berkeliling ke RT-RT untuk melakukan supervisi. (diskominfo/ cha/editor:mgm)