BALIKPAPAN - Memasuki bulan Ramadan stok kebutuhan pokok disebutkan masih aman. Salah satunya stok beras yang dipastikan masih tersedia hingga tiga bulan ke depan. Dengan begitu selama beribadah puasa masyarakat tidak akan mengalami kendala stok pangan.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Balikpapan Heria Prisni menuturkan, saat ini juga masih dalam musim panen. Selain itu, selama ini pasokan beras di Kota Minyak mengandalkan Bulog.
"Rata-rata kebutuhan beras di Balikpapan setiap orang menghabiskan sekitar 95 kilogram per tahun," sebutnya Selasa (13/4/21).
Sementara, untuk distribusi beras dari luar daerah, lanjut dia, juga tidak mengalami kendala. Sampai kini pengiriman dari luar daerah pun tak ada masalah.
Menurutnya, stok beras aman dan masyarakat tak perlu khawatir soal itu. Begitu pula harga beras juga relatif stabil di Kota Beriman. Dia menjelaskan, kondisi yang stabil ini dipicu karena harga beras di daerah penghasil cenderung turun.
"Malahan, harga di Jawa cenderung turun. Harga menjadi stabil karena panen," katanya.
Pemkot Balikpapan juga mengandalkan tim pengendali inflasi daerah (TPID). Khususnya untuk mengawasi jika terjadi kenaikan bahan pokok menjelang Ramadan.
Sementara, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, harga yang mengalami kenaikan di pasar yakni komoditas cabai. Tak sedikit warga mengeluhkan harga cabai yang masih tinggi. Bahkan pernah melonjak hingga Rp 140 ribu per kilogram pada beberapa waktu lalu.
Harga cabai yang tinggi ini karena pasokan bahan komoditas yang berkurang dari daerah sentra. Padahal jumlah permintaannya tinggi. Dia mengimbau agar masyarakat dapat mengurangi konsumsi yang bukan bahan utama. Sehingga dapat menjaga kondisi harga.
Masyarakat juga bisa mulai memanfaatkan halaman rumah untuk bertanam komoditas cabai. "Kita minta masyarakat cerdas. Kalau seperti ini mungkin konsumsi hal-hal yang tidak terlalu primer bisa dikurangi dulu," ucapnya.
Namun ia meyakini, kondisi pangan yang lain di Balikpapan masih aman. Baik dari harga maupun stok yang tersedia. Ditambahkannya, sudah menjadi gejala pasar biasanya jelang Ramadan dan Idulfitri terjadi kenaikan harga pangan. Apalagi pasokan barang di Balikpapan bergantung dengan daerah luar. Seperti Jawa dan Sulawesi.
Lonjakan harga pada beberapa komoditas hampir terjadi setiap tahun menjelang hari besar. Pihaknya berencana mengerahkan TPID untuk memantau harga komoditas di pasar-pasar tradisional. Tujuannya untuk menghindari gejala panic buying.
Sehingga tidak ada permainan harga karena orang menggunakan kesempatan panic buying. Rizal mengatakan, momentum kenaikan harga biasanya saat mendekati Ramadan dan Idulfitri. “Kita lakukan pemantauan dari TPID. Tim segera bergerak,” pungkasnya. (diskominfo/ cha/mgm)