BALIKPAPAN - Presiden Joko Widodo mengapresiasi penutupan tempat wisata yang dilakukan pemerintah kota Balikpapan selama masa libur Idulfitri. Pasalnya di sejumlah wisata di Pulau Jawa padat dan diserbu para pengunjung. Pada akhirnya penerapan protokol kesehatan jadi tak maksimal.
"Presiden mengatakan penutupan ini sangat baik. Presiden juga mengingatkan empat indikator kasus di Balikpapan. Kita diminta hati-hati karena angka kematian masih tinggi," ungkap wali kota Rizal Effendi dalam press rilis kasus COVID-19 Balikpapan, Senin (17/5/21) sore.
Angka kematian masih 35 persen. Padahal harusnya prosentasenya di bawah 30 persen. Juga keterisian rumah sakit dan ICU yang cukup tinggi. Meskipun titik terendah kasus terjadi saat hari raya, 13 Mei lalu.
Namun per Senin ini ada kenaikan 29 pasien. Sehingga ada 72 tempat tidur terisi. ICU yang terisi 12 pasien di hari raya, kini sudah bertambah 9 pasien. Jadi ada 21 yang dirawat di ICU.
Penutupan tempat wisata ini selanjutnya berpotensi diperpanjang. Ini disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Zulkifli. Ia mengungkapkan, pelaksanaan PPKM Mikro sudah masuk di jilid VI yang berakhir 23 Mei. Nantinya akan dievaluasi apakah akan dilakukan perpanjangan kembali.
"Penutupan wisata memang berakhir di tanggal 16. Tapi kami evaluasi lagi. Karena tanggal 26 akan ada libur lagi perayaan Waisak. Sesuai arahan presiden, secara nasional zonasi oranye wisata harus ditutup," bebernya.
Berkaitan dengan momen lebaran ini, pengawasan juga menyasar tempat berpotensi kerumunan. Misalnya di rumah makan atau kafe. Satgas juga akan memperketat pengawasan di warung-warung atau kafe.
Akan dipertegas jika ditemukan ada yang buka melewati batas jam malam. "Kalau bandel buka akan ditutup sementara tiga hari. Kami akan police line," jelasnya. (diskominfo/ cha/mgm)