Balikpapan - Wali Kota Balikpapan, bersama Sekretaris Daerah, Asisten Tata Pemerintahan, Kepala Dinas Kesehatan dan sejumlah pejabat Pemerintah Kota Balikpapan melaksanakan peninjauan lokasi isolasi terpusat yang baru, yakni di Hotel Gran Tiga Mustika, Jalan Ars. Muhammad, Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, Selasa (1/6/21).
Per hari ini seluruh petugas dari Embarkasi Haji Batakan juga telah berpindah ke tempat isolasi yang baru. Nantinya, selain petugas yang ada, yakni dari tenaga kesehatan, relawan PMI, dan Satpol PP, karyawan hotel juga akan difungsikan untuk membantu.
Wali Kota Rahmad Mas'ud bersama para pejabat meninjau petugas yang terlibat sampai kamar hotel yang akan digunakan oleh pasien isolasi. Di waktu yang sama tim dari tenaga kesehatan Satgas Covid-19 Balikpapan juga memberikan pelatihan dan pengarahan bagi karyawan hotel yang akan dilibatkan.
Menurut Wali Kota Rahmad Mas'ud, sejauh ini pihaknya melihat hotel telah siap. Kendati begitu, apabila ada masukan dari masyarakat dirinya juga akan menerima. Sepanjang tujuannya adalah untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
"Akan kami diskusikan lagi apa yang mesti disiapkan. Secara keseluruhan mengenai penanganan COVID-19 ini. Pemindahan pusat isolasi ini kan juga salah satu ikhtiar pemerintah," katanya.
Sejauh ini fasilitas cukup memadai untuk karantina. Akses pun telah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Covid-19. "Karena jalan masuk isolasi tidak bercampur dengan zona hijaunya," terang wali kota Selasa pagi.
Hotel ini juga dekat aksesnya dengan beberapa rumah sakit, seperti RS Pertamina, RS Bhayangkara, dan RS Tentara. "akses juga mudah untuk penjenguk. Tapi untuk menjenguk pasti ada standarnya. Ada batasnya zona hijau. Kalau masuk zona merahnya tidak boleh ya," lanjutnya.
Nantinya, dari pihak hotel pun juga menyediakan kamar tambahan apabila ada penambahan atau lonjakan kasus. "Tapi jangan sampai lah itu digunakan," katanya.
Sementara, Kepala Dinkes Andi Sri Juliarty mengungkapkan, pihaknya juga mengadakan pelatihan untuk petugas hotel. Sejumlah materi yang diberikan kepada para petugas hotel antara lain tentang bagaimana mengatur gizi pasien, serta bagaimana pemasangan dan pelepasan Alat Pelindung Diri (APD).
"Mereka nanti juga akan menggunakan alat pelindung diri saat bertugas," ujar Dio, sapaan Andi Sri. selain itu mereka juga dilatih bagaimana membantu tim medis jika ada kejadian darurat. Selain itu para petugas ini juga diberikan vaksin dan dicek antigen.
Dio melanjutkan, nantinya per kamar tidak selalu diisi dua pasien. Terlebih dahulu melihat berapa lama pasien tersebut isolasi atau dinyatakan positif. Selain itu apakah pasien memiliki hubungan keluarga dengan pasien lain.
"Jadi kami cocokkan dulu apa bisa digabung atau tidak di sisi medis. Lalu apakah ada hubungan keluarga dengan pasien lain," ungkapnya.
Dio juga membeberkan, anggaran sewa atau kerjasama untuk tempat isolasi pasien covid tersentral yang ini mencapai Rp5,21 miliar. Anggaran digunakan per 1 Juni 2021 sampai akhir tahun anggaran atau 31 Desember 2021.
"Kita mendapatkan 56 kamar untuk pasien, dan enam kamar untuk petugas. Dua kamar dimanfaatkan untuk kantor atau administrasi dan ruang pembuatan laporan," urainya.
Hotel tersebut juga disebutkan telah memenuhi syarat dari sisi akses masuk. Dalam hal ini untuk kontrak memang ada beberapa persyaratan. Misalnya termasuk yang terpisah untuk pasien positif.
"Pasien bisa melalui basement dan naik dengan lift. Akses ke rumah sakit rujukan juga mudah. Terutama rumah sakit rujukan COVID-19. Seperti RS Pertamina, Tentara dan Bhayangkara, sebutnya.
Sejumlah syarat yang telah ditetapkan Satgas telah bisa dipenuhi oleh pihak hotel. Termasuk tempat untuk berolahraga yang berada di lantai paling atas hotel. Untuk keamanan pasien beraktivitas lantai teratas, hotel akan dijaga juga Satpol PP.
"Di lantai 8 aman insyaallah. Karena ada tim relawan dari PMI dan Satpol PP yang standby tiap pasien berolahraga dan berjemur. Karena sekuriti hotel akan stand by di lobby," tandasnya. (diskominfo/ cha/mgm)