BALIKPAPAN - Pengukuhan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tingkat kabupaten/kota se Kalimantan Timur dilaksanakan. Salah satu diantaranya adalah istri Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud, Nurlena Rahmad Mas'ud. Ia akan bertugas sebagai Bunda PAUD Kota Balikpapan periode 2021-2025.
Pengukuran di laksanakan oleh Bunda PAUD Kaltim yang juga Ketua TP-PKK Provinsi Kaltim Norbaiti Isran Noor di Pendopo Odah Etam, Samarinda, Selasa (14/9/2021).
Dalam sambutannya, Norbaiti mengucapkan selamat dan sukses buat Bunda PAUD se-Kaltim yang telah dikukuhkan. Karena selanjutnya mereka memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan anak usia dini, agar bisa berkembang di seluruh kabupaten/ kota di Kaltim.
"Mulai hari ini menjadi tugas bunda PAUD, yang sebelumnya juga sebagai Ketua PKK Kota, Ketua Dekranasda ternyata tambah lagi tugaskan jadi Bunda PAUD Kabupaten Kota," ujar Norbaiti.
Menurutnya, pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang diwujudkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, untuk dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan dan membantu perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.
"Kita semua tentu sadar bahwa pendidikan diawal masa pertumbuhan anak sangatlah penting, pada usia dini otak berkembang sangat cepat di dalam menyerap segala sesuatu yang dilihat dan didengar," ungkapnya.
Menurutnya, semua diserap tanpa kecuali oleh anak-anak, karena masa itu adalah dimana masa perkembangan fisik mental dan spritual anak akan mulai terbentuk yang sering disebut dengan masa keemasan anak.
"Mari kita menunjukkan semangat untuk bersaing secara sehat karena terus terang saja, biasanya penilaian Bunda PAUD ini langsung dinilai langsung dari Pusat, usulan boleh dari Provinsi tapi yang menilai langsung dari Pusat," tambahnya.
Dikatakan Norbaiti, pencapaian besar untuk memasyarakatkan PAUD masih melalui intervensi kebijakan pemerintah dengan menggerakkan instrumen pemerintah dan provinsi, kota, kecamatan, kelurahan hingga RT dan lembaga PAUD.
"Sampai dengan saat ini menyelenggarakan kegiatan walaupun melalui daring dan karena Covid-19, padahal anak-anak kita yang sekolah PAUD itu sudah mau turun ke sekolah-sekolah, mau belajar tatap muka hampir dua tahun tidak sekolah tatap muka," kata Norbaiti.
Menurut dia hal Ini menjadi tugas yang berat bagi pendidikan anak usia dini, karena pendaftaran PAUD itu berkurang, yang sebelumnya semangat, saat ini banyak orang tua terpikir tidak perlu mendaftarkan PAUD juga tidak apa-apa karena tidak tatap muka.
"Mendidik anak usia dini itu biasanya belajar sambil bermain, jadi anak kita tidak bisa bertatap muka langsung di dalam PAUD, tapi jangan putus semangat bahwa dengan online pun masih bisa sekolah maupun mempunyai keterbatasan," tuturnya.
Padahal ini adalah salah satu hak anak yang diamanahkan di dalam konferensi PBB. Dimana anak itu dia harus mempunyai identitas, kemudian anak itu berhak mempunyai kewarganegaraan, anak itu perlu perlindungan, perlindungan untuk gizi protein, berperan serta di dalam pembangunan, kesehatan, rekreasi, pendidikan, bermain, mendapatkan hak yang sama dengan siapa pun.
"Jadi kalau dia anak kecil punya hak yang sama, tidak ada beda baik laki-laki maupun perempuan. Kita juga patut bersyukur akan selalu mendukung upaya bersama majukan PAUD di Kaltim dan support Walikota kepada Bunda PAUD se Kaltim," tambahnya.
Tak hanya itu, saat ini sekolah holistik integratif sudah mulai disosialisaikan dari Pusat sampai ke daerah, bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan itu ada Dinas yang masuk ke sekolah, untuk melakukan sosialisasi.
Misal Dinas kesehatan bagaimana mencegah stunting ke sekolah-sekolah yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan, termasuk dengan Dinas Pendidikan, Dinas Perikanan, banyak Dinas terkait yang boleh terlibat aktif dalam pendidikan holistik integratif ini.
"Untuk itu saya mengajak komponen masyarakat mari berjalan seiring sejalan, saling mendukung dalam menyiapkan generasi emas untuk masa depan yang lebih sejahtera," tutupnya. (diskominfo/ cha/mgm)