BALIKPAPAN - Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kenaikan kasus COVID-19 di Kota Balikpapan. Karena saat ini seluruh kecamatan sudah berstatus zona kuning.
Usai pergantian tahun, menurutnya, kasus mulai mengalami kenaikan. Andi Sri Juliarty menerangkan, hampir semua kasus yang terjadi selama Januari 2022 atau pasca tahun baru ini berasal dari pelaku perjalanan.
Pada pekan pertama Januari, ada penambahan empat kasus. Lalu pada pekan kedua ada tujuh kasus, dan saat ini memasuki pekan ke tiga ada 12 kasus. Meski belum tinggi tapi bagaimana pun ini menunjukkan peningkatan angka kasus.
"Walaupun angka ini jika dibandingkan daerah lain seperti Jakarta dan Jawa Barat masih relatif rendah, namun kan awalnya nol kasus pada tahun baru 2022, jadi ada kenaikan," ungkap Dio, sapaan Andi Sri Juliarty (26/1/2022).
Balikpapan sempat beberapa kali mengalami nol kasus harian dan bertahan di zona hijau. Kemudian bertahan di angka satu atau nol kasus per hari, sampai muncul klaster keluarga dengan jumlah kasus lima. "Kemarin delapan, sekarang empat. Tapi kita kan inginnya hijau terus," ungkapnya.
Oleh karena itu ia berharap tidak ada kenaikan kasus lagi di 2022 ini. Apalagi menjadi sampai ratusan kasus seperti yang terjadi di tahun 2021 lalu.
Dalam kasus yang terjadi ini, beberapa diantaranya ada bergejala dan tidak. Kebanyakan adalah laki-laki yang rata-rata merupakan pekerja lokasi. Mereka antara lain berusia 31-45 tahun.
"Melihat kasus ini, yang tidak bergejala lebih banyak, ada 17 kasus. Mereka ini terdeteksi saat akan melakukan perjalanan. Kan harus PCR atau antigen sebelum masuk lokasi. Tapi selain itu ada 16 kasus yang bergejala ringan," beber Dio.
Beberapa kasus juga terjadi pada anak usia di bawah 6 tahun. Kasus pada anak ini terjadi lantaran dibawa ke luar kota oleh orangtuanya. Selain itu ada dua anak di bawah 12 tahun.
"Tapi rata-rata yang positif memang usia produktif. 31-45 tahun. Sejauh ini mereka yang dari luar kota ada yang dari Jakarta, dari Bali, Surabaya. Perjalanan domestik," terangnya.
Beberapa kota ini memang merupakan kota yang memiliki angka kasus cukup signifikan. Dari jumlah ini, sebanyak 13 orang menjalani isolasi mandiri di Hotel Grand Tiga Mustika.
"Akhirnya kami perpanjang (isoter Grand Tiga Mustika). Saat ini ada 12 orang di sana, dan ada yang menggunakan mes perusahaan. Sebagian juga di rumah sakit. Kasus aktif ada 5 di rumah sakit dan 24 isolasi mandiri," sebut Dio.
Kendati Dio memastikan tak ada kasus terdeteksi varian Omicron, namun ia berharap masyarakat berhati-hati. Ia mengingatkan agar masyarakat yang melakukan perjalanan untuk tidak membawa anak-anak. Dan sebaiknya tidak melakukan perjalanan apabila tidak benar-benar perlu.
Di Kaltim, menurutnya sejumlah kasus baru di beberapa kabupaten/ kota juga terjadi pada pekerja luar daerah. "Ada Bontang, Paser, Kubar, Kutim, Balikpapan," sebutnya.
Melihat angka kasus, Satgas COVID-19 Kota Balikpapan berencana melaksanakan rapat koordinasi kembali. Sementara ini, lanjut Dio, Kapolda Kaltim berharap dilakukan skrining kembali di bandara dan pelabuhan.
"Kalau saya minta ditambahkan, semua pelaku perjalanan jangan langsung masuk kerja. Tapi isolasi dahulu tiga hari. Kalau memang perusahaan tidak mau rugi, silakan diberi tugas sambil dikerjakan dirumah saja atau WFH sambil karantina," kata Dio.
Dengan ini diharapkan penyebaran kasus bisa benar-benar ditekan kembali. Selain melalui upaya vaksinasi yang terus dilakukan.
"Makanya melalui vaksinasi kita berharap kalau pun ada kasus positif tidak parah. Kan memang tujuan vaksinasi itu. Dengan harapan mereka yang sudah vaksinasi resikonya ringan," tandasnya.
Untuk diketahui, cakupan vaksinasi Kota Balikpapan mencapai 113 persen untuk dosis satu. Sementara dosis dua lebih 90 persen. Sementara untuk booster mencapai 12,54 persen untuk lansia. (diskominfo/ cha/mgm)