BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan menerima kunjungan kerja Pemerintah Kota Pasuruan pada Jumat (29/1/2022) di Ruang Rapat I Kantor Wali Kota Balikpapan. Dalam kunjungan tersebut rombongan dari Pemkot Pasuruan dipimpin oleh Asisten I Setdakot Pasuruan, Sahri Putro.
Rombongan diterima Asisten Tata Pemerintahan Setdakot Balikpapan, Syaiful Bahri, bersama Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Doortje Marpaung; Kepala Dinas KUMKMP Balikpapan, Adwar Skenda serta sejumlah pejabat Pemerintah Kota Balikpapan dan Kepala UPT Sentra UMKM.
Dalam kunjungan tersebut, Pemkot Pasuruan banyak bertanya mengenai UMKM di Kota Balikpapan. Antara lain mengenai data dan pembinaan UMKM, kemudian juga pembinaan terhadap pelaku Usaha Ultra Mikro dan langkah mengatasi permasalahan-permasalahan pasca pandemik.
"Kami ucapkan terimakasih pada Pemerintah Kota Balikpapan yang telah menerima kunjungan kerja dari Pemkot Pasuruan. Kami ingin mengetahui perkembangan pembinaan UMKM di Kota Balikpapan," ungkap Sahri Putro.
Asisten Tata Pemerintahan Syaiful Bahri menyambut baik kedatangan rombongan. Ia juga menjelaskan mengenai gambaran Kota Balikpapan. Antara lain mengenai luasan, topografi, jumlah penduduk dan batas wilayah Kota Balikpapan.
"Balikpapan berbatasan langsung dengan Penajam Paser Utara yang nantinya diproyeksikan menjadi Ibu Kota Negara baru. Sehingga pasti melewati Balikpapan jika masuk ibu kota baru. Karena bandara kan di Balikpapan," terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Kota Balikpapan menjadi pusat pengolahan migas di wilayah Indonesia Timur. Kilang pengolahan berlokasi di Balikpapan, sementara bahan bakunya berasal dari interland, antara lain Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan lainnya.
Ditambahkan Kepala Dinas KUMKMP Kota Balikpapan, Adwar Skenda mengungkapkan, Pemerintah Kota Balikpapan saat ini sedang melakukan pengolahan data UMKM yang dibantu Dinas Kominfo Balikpapan. Dinas KUMKMP Kota Balikpapan menggunakan data ODS. Namun tidak semua data bisa diolah dengan baik.
"Sumber data ada dua yakni dari ODS dan OSS. Data dari ODS ini yang kami kelola secara manual. Ada 59 ribu di data ODS namun pelaku hanya 47 ribu karena ada data lain yang bukan pelaku UMKM. Kami lakukan pembenahan tahun ini agar lebih bisa diakses perorangan," urai Edo, sapaan Adwar.
Sementara di masa pandemik ini, lanjutnya, banyak UMKM yang berat untuk bertahan. Sebagian besar yang bertahan adalah pengguna marketplace, yang sifatnya juga lebih mandiri.
"Kebanyakan yang bertahan adalah yang bermain di digital. Sehingga upaya yang kami lakukan saat ini adalah pelatihan dan pendampingan bagi UMKM secara digital," sebutnya.
Kendati pandemik berat bagi UMKM, namun ini menjadi titik balik mereka banyak yang mulai menggunakan marketplace.
"Selain itu sejak pandemik, kebijakan Wali Kota sebelumnya. adalah memanfaatkan produk produk hasil olahan UMKM. Seperti masker dan kue. Kemudian pada periode Pak Rahmad Mas'ud, UMKM diberikan bantuan modal Rp300 ribu," jelasnya.
Balikpapan juga memiliki dua sentra. Pertama Sentra Pengolahan Tahu dan Tempe di Somber, kedua Sentra Industri Kecil Teritip yang mengelola hasil kelautan, pertanian dan perkebunan. "Diolah jadi snack misalnya. Sehingga jenis pengolahannya berbeda," bebernya.
Kunjungan kerja dilanjutkan dengan tanya jawab dan sharing antar kedua pihak. Selanjutnya kunjungan kerja ditutup dengan bertukar cinderamata dan foto bersama. (diskominfo/ cha/mgm)