BALIKPAPAN - Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud bersama Dandim 0905 Balikpapan, Kolonel Inf Faisal Rizal dan Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Thirdy Hadmiarso mengikuti rapat koordinasi membahas perkembangan kasus COVID-19 via virtual bersama Pemerintah Pusat, Minggu (13/2/2022) di Ruang VIP Pemkot Balikpapan.
Hadir juga Plt Sekda Kota Balikpapan, Muhaimin; Asisten Tata Pemerintahan Setdakot Balikpapan Syaiful Bahri; Kepala Dinas Kesehatan, Andi Sri Juliarty; Kepala Satpol PP Zulkifli, Kepala Dinas Perhubungan Elvin Junaidi, dan Plt Kepala Diskominfo Muhammad Farid Rizal.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud menjelaskan, Balikpapan bersama beberapa kabupaten/kota mengalami tren kenaikan kasus COVID-19. "Kepastian besok. Kami bahas bersama Menko bersama Pangdam se Indonesia juga Kapolri. Yang jelas PTM ditiadakan," sebutnya.
Pembatasan akan dilakukan. Termasuk di fasilitas umum. Meskipun tidak akan ditutup, namun dilakukan pembatasan. Wali Kota juga menyampaikan, jika tanpa gejala masyarakat dapat melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ini sesuai arahan Menteri Kesehatan.
"Jadi tidak usah panik. Kalau memerlukan penanganan medis baru dibawa ke rumah sakit. Pemerintah juga masih menyediakan isoter. Tapi karena kita sudah vaksin semoga tidak perlu," harapnya.
Rapat koordinasi (rakor) ini dilaksanakan rutin sehari sebelum dilaksanakannya rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo. Ini dilakukan untuk memonitor kondisi terakhir tiap daerah sebelum ditetapkannya status daerah.
"Keputusannya besok setelah pak presiden rapat terbatas, Inmendagri baru keluar. Itu yang nantinya akan kita jalankan," tutur Dio, sapaan Andi Sri Juliarty.
Ia menambahkan, Wali Kota Rahmad Mas'ud telah menyampaikan kondisi terakhir Balikpapan. Beberapa hal yang disampaikan, diantaranya mengenai kenaikan kasus yang 50 persen dalam seminggu ini. Juga ketersediaan tempat isolasi terpusat dan keterisian rumah sakit yang mengalami kenaikan hingga 12 persen.
"Dan kenaikan ini sesuai dengan gambaran rata-rata kabupaten/kota lainnya. Bahwa penularan diduga Omicron ini memang cepat. Kasusnya cepat naik. Tapi masyarakat tak usah khawatir karena kami terus memonitor, bahwa gejala berat tidak banyak," ungkapnya.
*Pemerintah Kota Balikpapan juga diminta untuk membandingkan dengan varian Delta di tahun lalu*. Bahwasanya Balikpapan belum melampaui kasus-kasus Delta tahun lalu.
"Selain itu kita juga diminta percepatan dalam inovasi penanganan kasus lokal, untuk penerapan protokol kesehatan. Kemudian percepatan vaksinasi," jelasnya.
Usai rapat koordinasi dengan pemerintah pusat, berlanjut pada diskusi bersama stakeholder. Menurut Dio, persiapan PTM 100 persen akan dialihkan menjadi belajar di rumah. Karena pemerintah Kota Balikpapan saat ini bersiap kembali untuk pembatasan.
"Besok diumumkan level kita. Nanti yang pasti kita akan mengaktifkan kembali Satgas PPKM mikro. Sore ini satgas akan mendata kembali zonasi hingga ke tingkat RT," jelasnya.
Ini akan segera disampaikan kepada camat dan lurah. Bersamaan juga dengan pembagian masker dan menggencarkan penggunaan pedulilindungi.
"Permohonan kami kepada embarkasi haji untuk antisipasi isoter juga masih dilakukan. Walaupun embarkasi haji masih status menunggu perkembangan boleh tidaknya jamaah berangkat," jelasnya.
Pemerintah Kota berharap embarkasi haji bisa kembali menjadi cadangan untuk tempat isolasi terpusat waktu jika kebutuhan naik. Kendati tempat isolasi terpusat di Hotel Grand Tiga Mustika juga masih dilakukan. "Tapi karena lebih banyak yang tidak bergejala, maka disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Namun tetap harus sesuai dengan aturan isolasi mandiri yang benar agar tidak menulari keluarga di rumah," katanya.
Dengan bantuan Diskominfo juga akan disampaikan pada masyarakat tata cara isolasi mandiri yang benar. Karena memang jika gejala ringan sebaiknya isolasi mandiri, bergejala sedang dilakukan isolasi terpusat, dan jika bergejala berat dirawat di rumah sakit. (diskominfo/cha/mgm)